Kalsel  

Terkesan Mubazir, Pasar Induk Selidah Direvitalisasi Rp1,7 Miliar

Pasar Induk Selidah aset Pemkab Barito Kuala berlokasi di kawasan Terminal Handil Bakti Jalan Trans Kalimantan, belum berfungsi maksimal sekal awal dibangun. (foto: dok/klikaksel)

MARABAHAN, klikkalsel- Pasar Induk Selidah yang merupakan aset Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola) sempat menjadi bangunan mubazir karena tidak difungsikan sebagaimana mestinya.

Pemkab Batola kembali mengucurkan dana agar bangunan tersebut tidak sia-sia, sehingga masuk pada rencana revitaliasi dengan anggaran kurang lebih Rp1,7 miliar.

Peremajaan pasar ini digadang menjadi wadah relokasi pedagang kaki lima di Jalan Trans Kalimantan Handil Bakti Kecamatan Alalak.

Sejak 2001 lalu, era Bupati Badriansyah sempat meresmikan Pasar Induk Selidah tersebut.

Meskipun sempat digunakan para pedagang di awal tahun berdiri, pasar dengan ratusan toko dari belasan blok itu, kemudian berangsur sepi ditinggalkan pedagang.

Belasan tahun kosong dan tidak terawat antar masa periode kepemimpinan kepala daerah Kabupaten Batola. Akhirnya, siap direvitaliasi atau peremajaan pasar oleh Bupati setempat Hj Noormiliyani dan Wakil Bupati H Rahmadian Noor pada awal tahun 2019 mendatang, dengan anggaran yang bersumber APBD Batola.

“Tahun depan kita mulai melakukan revitalisai pasar, memberbaiki bangunan kios agar layak pakai, dianggarkan tahun depan Rp 1,7 miliar,” ucap Wakil Bupati Barito Kuala, Rahmadian Noor kepada klikkaksel.com.

Selain itu ia menjelaskan, Pemkab Batola juga telah menyiapkan Detail Engineering Design (DED) peremajaan Pasar Induk Selidah. Direncanakan untuk wadah revitalisasi para Pedagang Kali Lima (PKL) di tepian Jalan Trans Kalimantan kawasan Handil Bakti Kecamatan Alalak.

“Ada ratusan kios di sana, sebagian dulu kita perbaiki bagian bangunan yang rusak untuk menampung PKL Handil Bakti. Begitu fisik selasai diperbaiki langsung relokasi dan sebelumnya sudah kita sosialisasikan” sebutnya,

Sementara itu, Pasar Induk Selidah sempat direncanakan menjadi sentral perdagangan, namun dalam prosesnya terkendala minat pedagang untuk menempati ratusan kios yang tersedia. Hingga saat ini masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) Pemkab Batola yang belum terselesaikan.(rizqon)

Editor : Alfarabi

Tinggalkan Balasan