Teknologi Membuat Manusia Menjadi “Bodoh”? “Menurut Filsafat Ilmu”

Kamaliyah Kadir

Kamaliyah Kadir

Mahasiswa S3- Pendidikan Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Guru SMPN 2 Sampit- Kalimantan Tengah

TEKNOLOGI merupakan salah satu kebutuhan hidup di zaman modern ini. Teknologi berasal dari Bahasa Yunani. “Techne” yang berarti seni atau kerajinan, “tecnologia” yang berarti pembahasan sistematik mengenai seluruh seni dan kerajinan atau dapat definisikan sebagai seni memproduksi alat-alat produksi dan menggunakannya. Teknologi dapat dapat dipandang dari dua hal yaitu 1) sebagai peralatan dalam menyelesaikan masalah, 2) sebagai keterampilan atau prosedur untuk membuat dan menggunakan peralatan tersebut. Jadi ada dua fungsi daripada teknologi yaitu sebagai alat dan juga sebagai keterampilan atau prosedur.

Berbicara teknologi, ketika ketergantungan kita pada teknologi meningkat, maka hal ini berdampak pada kehidupan sehari-hari termasuk di dalamnya kognitif kita. Bagi masyarakat yang hidup di era 90-an mungkin masih mengingat akan penggunaan telepon rumah. Di-era tersebut, banyak yang mampu menghafal lebih dari 10 nomor telpon rumah, kerabat, teman dalam memori mereka. Sekarang, akan sangat sulit menemukan seseorang yang mampu menghafal nomor telpon (HP) orang lain kecuali nomor orang terdekat seperti orangtua, anak, saudara atau pasangan. Jika dihitung mungkin hanya mampu menghapal 2 sampai 5 nomor saja yang disimpan dalam memorinya. Hal ini terjadi karena teknologi memberikan kita kemudahan untuk menyimpan ratusan bahkan ribuan nomor HP seseorang di dalam penyimpanan kontak HP kita sehingga tidak diperlukan lagi untuk mengingatnya dalam memori.

Contoh lain, ketika zaman dulu orang akan mengandalkan pengalaman atau ingatannya ketika memperbaiki suatu barang. Tetapi zaman sekarang, ketika barang rusak, orang akan mencari solusinya dengan searching google atau youtube. Ketika barang itu rusak lagi, maka akan kembali mencari melalui hasil pencaharian google atau youtube. Dalam artian cara memperbaiki barang tersebut tidak tersimpan dalam memori mereka karena mereka menganggap bahwa hal itu dapat dicari melalui internet ketika barang itu rusak kembali. Jadi seolah-olah bahwa ketergantungan kita terhadap teknologi menyebabkan kita tidak perlu tahu sebanyak dulu, atau kita tidak tahu sebanyak dulu karena kita kehilangan beberapa pengetahuan yang telah kita miliki. Apakah dapat disimpulkan bahwa teknologi membuat kita menjadi bodoh?. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Nicholas Carr dalam bukunya The Shallows: What Internet is Doing to Our Brains?, bahwa ketergantungan kita pada internet menurunkan perkembangan kognitif kita.

Banyak orang yang menganggap bahwa teknologi hanya mempengaruhi kognitif saja. Dalam dunia pendidikan, siswa dalam mengerjakan perhitungan menggunakan kalkulator, maka semakin sering menggunakan kalkulator maka kemampuan berhitung akan semakin menurun. Sehingga dikatakan bahwa teknologi membuat seseorang menjadi bodoh. Sedangkan, penggunaan kalkulator sendiri dalam pendidikan bisa dipandang sebagai alat untuk mencari hasil jawaban atau sebagai alat untuk justifikasi hasil jawaban. Ketika kalkulator digunakan sebagai alat untuk mencari jawaban dengan kemampuan konsep perhitungan yang masih kurang maka pada kasus ini tidak ada peranan kognisi asli siswa karena kalkulator memegang peranan utama dalam mencari jawaban, hal ini disebut sebagai kognisi yang diperluas. Tetapi ketika kalkulator digunakan sebagai alat perantara atau justifikasi hasil jawaban, maka yang berperan utama adalah kognisi asli siswa, sedangkan kalkulator sebagai perantara atau alat justifikasi. Dalam hal ini siswa meningkatkan kapasitas kemampuannya dengan mencari justifikasi akan jawaban sehingga membawa siswa melatih kebajikan intelektualnya yaitu ketelitian. Bagaimana penggunaan kalkulator dalam dunia usaha? Dapatkah kita membayangkan bagaimana seorang kasir di toko harus menghitung harga barang tanpa kalkulator atau teknologi yang lain?

Dampak penggunaan teknologi tidak hanya dapat dilihat dari segi kognitif saja, peranan teknologi sendiri sangat begitu dirasakan dalam dunia industri, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, politik dan segala bidang lainnya. Dalam dunia industri, salah satu manfaat teknologi adalah penggunaan alat produksi lebih efektif dan efisien sehingga perusahaan bisa meningkatkan jumlah produksinya dengan biaya yang minimal. Dalam dunia kesehatan, peranan teknologi juga menjadi salah satu harapan hidup pasien yang berada dalam kesakitan, beberapa pasien juga telah menggunakan teknologi untuk mengatasi keterbatasan fisik. Dan yang paling kita rasakan saat ini adalah arus globalisasi dimana banyak hal yang dapat diperoleh dari perkembangan teknologi, salah satunya yaitu adanya gadget. Dengan begitu, manusia lebih mudah dalam mendapatkan informasi, berkomunikasi dengan orang lain bahkan berkomunikasi dengan teman antar negara sekalipun.

Otak manusia bagaikan otot, semakin sering digunakan maka akan semakin kuat jadinya. Ada saatnya kita tetap harus melatih otak kita tanpa teknologi. Gunakan teknologi secara bijak, karena teknologi adalah alat yang luar biasa. Kita dapat menggunakannya sedapat mungkin sebagai alat atau juga sebagai keterampilan untuk meningkatkan keterampilan diri kita, tetapi berhati-hatilah untuk tidak membiarkannya menghabiskan waktu kita dan jangan sampai karena teknologi manusia akan semakin “Bodoh”.