BANJARMASIN, klikkalsel.com – Jelang Idul Adha atau hari raya kurban, perhatian terhadap tata cara penyembelihan hewan kurban kembali mengemuka.
Menurut drh. Annang Dwijatmiko, Kepala UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Basirih Banjarmasin, menyembelih hewan kurban bukan sekadar mengucap “Bismillah” dan mengayunkan pisau. Ada ilmu, teknik, dan tanggung jawab besar yang harus dikuasai.
“Pertama dan paling mendasar, penyembelih haruslah seorang muslim, lebih baik lagi jika muslim yang taat,” ujarnya, Rabu, (21/5/2025).
Di samping itu, pentingnya alat penyembelih, pisau yang harus sangat tajam, untuk memastikan penyembelihan cepat dan minim rasa sakit bagi hewan. “Ini soal kehalalan sekaligus kemanusiaan,” tegasnya.
Dalam penyembelih harus memahami teknik dan lokasi sayatan yang tepat. Kalau sapi sudah direbahkan, posisi jatun akan terlihat jelas.
“Di situlah pisau harus menyayat. Dan sayatan hanya boleh satu atau dua kali saja, dan harus memutus tiga saluran utama yakni saluran napas, saluran makanan, serta dua pembuluh darah besar,” jelasnya.
Baca Juga : 25.752 Ekor Kebutuhan Hewan Kurban se-Kalsel, Bagaimana Stoknya?
Baca Juga : Ritual Malabuh: Tradisi Banjar Memberi Makan Buaya Gaib
Apabila tidak terputus semua, maka tidak sah secara syariat. Bahkan bisa menyebabkan hewan menderita lebih lama.
Masyarakat diminta memperhatikan hal tersebut, mengingat menyembelih hewan kurban bukan pekerjaan sembarangan, dibutuhkan ilmu, keterampilan dan hati yang penuh tanggung jawab.
“Jadi, bagi yang ingin menyembelih sendiri hewan kurbannya, pastikan bukan hanya niatnya yang lurus tapi juga ilmunya yang benar,” sebutnya.
DItanya kebutuhan hewan kurban di Banjarmasin? Annang menyebut, untuk tahun ini pihaknya menargetkan antara 2.300 hingga 2.400 ekor.
“Namun saat ini belum sampai diangka tersebut, di RPH Basirih belum maksimal, akan tetapi pengiriman lanjutan dijadwalkan pertengahan bulan ini,“ katanya. (azka)
Editor : Akhmad