Simak Pesan UAS, Penyakit Paling Mengerikan Bukan Kemiskinan, Tetapi Takut Menjalani Hidup

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Meriahkan Hari Jadi Kota Banjarmasin yang ke-496, Pemko Banjarmasin menggelar Tabligh Akbar di Masjid Ar-Raudah, Jalan Sungai Andai, Banjarmasin Utara.

Tabligh Akbar ini di isi langsung oleh Ustadz Abdul Somad, serta sejumlah alim ulama di Banjarmasin.

Salah satu ulama tersohor di Indonesia ini mengatakan bahwa 496 tahun bagi salah satu kota itu tidak lah waktu yang mudah.

Dimana menurutnya, dalam waktu yang hampir 500 tahun ini, kata utama yang selalu di utamakan adalah Baiman.

“Kenapa Baiman? Karena dalam penanggalan awalnya yakni masuk Islam di Banjarmasin,” tuturnya.

“Maka ketika pertama itu ditanggalkan dan disitulah kadar dia diakui oleh Allah SWT. Siapa yang tidak baiman gugurlah amalnya dan tidak dapat dijadikan bekal dihadapan Allah SWT,” sambungya.

Baca Juga : Pemko Terus Berupaya Tangani Pelaku Ekploitasi Anak yang Bandel

Baca Juga : Bamara Sungai Andai, Pembahasan Soal Infrastruktur Mengemuka

Kenapa selalu baiman yang selalu menjadi utama, karena siapa pun orang yang beriman, menurutnya pastilah orang tersebut beruntung.

“Mudah-mudahan di usia Kota Banjarmasin yang hampir 500 tahun ini bisa jadi kokoh pondasinya dan di generasi yang akan datang akan menjadi batuah,” ungkapnya.

“Kalau dari bahasa banjarnya itu batuah, tapi kalau kita tau itu adalah barokah. Seperti misalnya saja rumah, bagaimana bisa rumah itu bertahan selama 500 tahun? Itu karena selalu di jaga, maka itu menjadi barokahnya,” lanjutnya.

Sementara itu dalam tausyah nya ustadz yang akrab disapa UAS ini mengatakan bahwa walaupun orang itu miskin, tetapi kalau ia beriman, maka kemiskinannya itu hanyalah sementara.

“Sementaranya itu sampai kapan? Sampai malaikat maut datang,” ucapnya.

“Orang beriman ia tidak takut menghadapi hidup. Karena penyakit paling mengerikan bukan kemiskinan tetapi takut menjalani hidup,” tambahnya.

“Kasus bunuh diri paling banyak bukan di Indonesia, tetapi di luar negeri. Di sana banyak yang hidupnya tenang dan berlimpah harta, tetapi ia tidak berani menjalani hidup,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran