Sering Dikunjungi Peziarah, Kawasan Makam Datu Kalampayan Diramaikan Pedagang Souvenir

Makam syekh Muhammad arsyad AL banjari ( datu kelampauan) salah satu destinasi wisata religi yang ada di kabupaten Banjar. (azka/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Makam Syekh Arsyad Al Banjari di Desa Kelampayan tengah, Astambul, Martupura, Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel)  setiap harinya selalu saja didatangi penziarah, terlebih jika hari libur makam penuh sesak dengan peziarah. Tak hanya dari Kalimantan dan pulau Jawa saja, bahkan peziarah ada yang dari Malaysia, Brunai dan lainnya.

Di depan masuk menuju makam,  mobil dan kendaraan terpakir miliknnya para pejiarah yang datang. Ada yang datang bersama keluarga ada bersama rombongan pengajian.

Rahmad warga Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara mengatakan, kedatangannya bersama keluarga untuk berziarah saja dan memanjatkan do’a agar para alim ulama yang sudah memberikan dan mengarahkan masyarakat dalam tuntunan Islam mendapat rahmat dari Allah.

“Kedatangan kami untuk berjiarah, selain mendo’akan juga mengenalkan kepada anak-anak kami para alim ulama di kota Kalimantan tersebut,” katanya.

Ada juga peziarah membaca Surah Yasin di makam tersebut, seperti rombongan pengajian dari Al Amin yang sering melakukan ziarah –ziarah ke makam para alim ulama diantarannya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari atau Datu Kelampayan.

“Kami rombongan majelis, sering berziah kemakam para ulama tidak hanya di sini tetapi yang berada di sejumlah wilayah Kaliamntan Selatan,” ucapnnya.

Salah satu keunikan destinasi wisata religi ini, kawasan makan banyak ditemukan para pedagang yang berjualan souvenir, bermacam aneka khas sovenir yang dijual seperti gelang, cincin, kalung dan sebagainnya di area makam tersebut.

“Saya membeli gelang untuk anak saya untuk kenang kenangan,” ucap Rusmiati salah seorang peziarah yang melaksanakan hajatnya usai anaknnya diterima di salah satu sekolah.

Diketahui, sejak kecil Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari  sudah memiliki kecerdasan, sehingga dengan kecerdasan dan pengetahuan yang dimilikinya  banyak kitab kitab fikih Islam karangan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari menjadi acuan seperti di Malaysia, Thailand, Kairo dan sebagainnya.

Daiantara kitab yang paling tersohor adalah  Kitab Sabilal Muhtadin dan Kitab Tuhfatur Raghibin. Kedua kitab ini sangat dikenal di kalangan umat Islam Kalimantan Selatan karena dijadikan nama dua masjid terkenal di Banjarmasin, yaitu Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan Masjid Jami Tuhfatur Raghibin. (Azka)

Dan tokoh ulama Banjar yang biasa disebut Datu Kalampayan ini lahir di Lok Gabang, Martapura 17 Maret 1710, beliau adalah ulama besar fiqih bermazhab Syafi’i dari Martapura  meninggal dunia di desa Dalam Pagar, Kabupaten Banjar pada 13 Oktober 1812. (azka)

 

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan