Sejarah Masjid Raya Sabilal Muhtadin dari Lokasi Bekas Hotel Hingga Asrama Pulau Tatas

Sumber foto : Benteng tatas tahun 1930 an, Koleksi KITLV

Arah Kiblat:

Hal utama untuk membangun sebuah masjid ialah menentukan arah kiblat. Untuk ini maka dibentuklah suatu tim yang terdiri dari beberapa ulama dan dari Kanwil Departemen Agama yang bertugas untuk menentukan arah kiblat pada Masjid Raya tersebut.

“Team khusus yang terdiri dari KH M Hanafi Gobit, KH Abdullah Busthani, Drs. Mas’ud Djuhrie serta M Arsyad Suban ini dapat menyelesaikan tugasnya pada tanggal 8 Agustus 1974,” sebutnya.

Kemegahan Masjid Raya Sabilal Muhtadin :

Lebih Lanjut, kemegahan dan keindahan Masjid Raya Sabilal Muhtadin ini juga dapat dilihat dari hiasan kaligrafi di dalamnya yang bertuliskan ayat-ayat Alquran dan Asmaul Husna,

“Seperti 99 nama untuk keagungan Allah serta nama-nama 4 Khalifah Utama dalam Islam yakni Abu akar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib,” terangnya.

Kaligrafi itu seluruhnya dibentuk dari bahan tembaga yang dihitamkan dengan pemilihan bentuk tulisan arab (kaligrafi) yang ditangani secara cermat dan tepat.

“Maksudnya tentu tiada lain adalah upaya menampilkan bobot ataupun makna yang tersirat dari ayat-ayat suci itu sendiri,” tambahnya.

Hiasan kaligrafi itu juga didapati pada pintu, karawang dan railing, keseluruhannya dibuat dari bahan tembaga dengan bentuk relief berdasarkan seni ragam hias yang banyak terdapat di daerah Kalimantan.

Sementara itu, dinding serta lantai bangunan, menara dan turap plaza, juga sebagian dari kolam, keseluruhannya berlapiskan marmer. Ruang tempat mengambil air wudhu, dinding dan lantainya dilapisi dengan porselen, sedang untuk plaza seluruhnya dilapisi dengan keramik.

Seluruh bangunan Masjid Raya ini, dapat menampung jamaah sebanyak 15.000 orang, yaitu 7.500 pada bagian dalam dan 7.500 pada bagian halaman bangunan.

Pada perkembangannya saat ini komplek Masjid Raya Sabilal Muhtadin tidak hanya berisi bangunan utama masjid, melainkan juga berbagai macam bangunan yang digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel, Kantor Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

“Perpustakaan, gedung study center, taman, aula yang disewakan untuk berbagai kegiatan umum, kantor penyiaran radio serta sekolah formal dari jenjang TK, SD hingga SMP Islam Sabilal Muhtadin,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi