Sejarah Demang Lehman Ditampilkan Pada Sanggar Seni

Teatrikal Sejarah Demang Lehman, Dari Sanggar Budaya Kalsel Binaan Kodim 1007 Banjarmasin. (foto : fachrul/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Menanti detik-detik Proklamasi kemerdekaan RI, upacara yang dugelar di Balaikota Banjarmasin disuguhkan dengan teatrikal Seni dari Sanggar Budaya Kalsel Binaan Kodim 1007 Banjarmasin.

Seni yang mengangkat cerita Demang Lehman, yang juga bergelar Kiai Adipati Mangku Negara itu merupakan seorang Panglima Perang dalam perang Banjar. Demang Lehman semula adalah Panakawan (Ajudan) dari Pangeran Hidayatullah II.

Karena kesetiaan dan jasa besarnya, dia diangkat menjadi Kiai, sebagai Lalawangan (kepala distrik) Riam Kanan.

Kemudian pada tahun 1859, Demang Lehman bersama dengan Pangeran Antasari mendapat tugas dari Pangeran Hidayatullah II untuk mengerahkan kekuatan dan menghubungi tumenggung surapati di tanah Barito, Serta Kiai Langlang di daerah Tanah Laut.

Demang Lehman merasa kecewa dengan tipu muslihat Belanda yang mengatur kekuatan didaerah Gunung Pangkal Batulicin, dan pada saat itu dia bersama dengan Tumenggung Aria Pati bersembunyi di goa di Gunung Pangkal

Pada saat itu ada seorang yang bernama Pambarani yang mengajak menginap dirumahnya. Tanpa disadari Demang Lehman telah masuk dalam perangkap Belanda.

Setelah salat Subuh tanpa senjata Demang Lehman ditangkap Belanda, meskipun sempat melawan Demang Lehman tetap tertangkap, dan atas keberhasilan penangkapan demang lehman tersebut, Syarif Hamid diangkat menjadi Raja di batulicin.

Demang Lehman yang ditangkap oleh belanda tersebut di bawa ke Martapura dan diberi hukuman gantung. Dia menjalani hukuman gantung dengan penuh ketabahan hingga dia meninggal di Martapura.

Setelah meninggal kepalanya dipenggal kemudian dibawa ke Belanda dan disimpan di museum Leiden di Belanda. Sehingga mayatnya dikuburkan tanpa Kepala.

Sepenggal cerita sejarah tersebutlah yang dipentaskan oleh para sanggar Budaya Kalsel binaan Kodim 1007 Banjarmasin, Jumat (17/8/2018).

Menurut Rizky, yang berperan sebagai Demang Lehman dalam Teatrikal tersebut mengungkapkan, Demang Lehman adalah sosok pahlawan panutan di Banjarmasin.

“Saya sangat senang bisa memerankan sosok Demang Lehman, karena beliau itu adalah sosok pahlawan Panutan yang patut ditiru,” ucapnya.

Sementara itu Dandim 1007, Teguh Wiratama mengatakan, makna dari cerita tadi sangatlah dalam,dan itu adalah sejarah yang harus kita ingat dan menjadi pedoman untuk kedepan.

“Sejarah Demang Lehman itu juga Request dari Pak Walikota, dan saya juga baca sejarahnya dan menurut saya itu sangat bagus juga,” tandasnya. (fachrul)

Editor : Amrannuddin

Tinggalkan Balasan