Satu dari Tiga SMPN di Mulawarwan Diusulkan Dipindah

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online melalui sistem zonasi, dinilai masih belum sempurna. Sebab, letak atau posisi sekolah masih belum merata di lima wilayah kecamatan Banjarmasin.

Mengingat, di Banjarmasin ada daerah kawasan padat penduduk, tapi secara letak jaraknya jauh dari sekolah. Sehingga begitu mau mendaftar sekolah, tidak masuk radius zonasi 5 Kilometer.

Untuk itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin Zainal Hakim mengusulkan, satu dari tiga SMPN di kawasan Mulawarwan yang ada di Banjarmasin Tengah dipindah ke lokasi lain.

Menurut dia, di kawasan Mulawarwan ada tiga SMP yang jaraknya berdekatan dan bisa dikatakan menumpuk, yakni SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 9.

“Idealnya satu SMPN di Mulawarwan dipindah ke kawasan lain, misalnya di kawasan Kayu Tangi II, Banjarmasin Utara yang belum ada SMPN,” ujar Sekretaris DPC PKB Banjarmasin ini.

Hakim kurang sependapat mengatasi kendala sistem PPDB zonasi sekolah, dengan menambah atau membangun SMPN baru. Sebab, saat ini ada keterbatasan anggaran dan tenaga pengajar.

“Ditambah lagi, belum tentu SMPN baru mendapatkan jumlah murid sesuai kuota,” kata dia, Rabu (30/6/2021).

Meski belum sempurna, ia merasa, PPDB sistem zonasi sudah menunjukan perbaikan, dengan menambah sistem penerimaan dengan jalur prestasi akedemik dan non akedemik, afirmasi hingga perpindahan orang tua.

Tapi hendaknya penerimaan via prestasi akedemik ditingkatkan. “Ini dilakukan agar bisa menampung murid pinggiran yang secara tempat tak lolos zonasi, tapi mempunyai kemampuan di sekolah favorit,” sebutnya.

Dalam waktu dekat, Hakim menyebutkan, bersama Komisi IV DPRD Banjarmasin akan menyampaikan ke Kementerian Pendidikan sistem zonasi ini perlu penyempurnaan, karena masih terdapat kekurangan dan catatan serta kendala yang dihadapi.

“Seperti kita tahu posisi sekolah di Banjarmasin yang distribusi tidak merata, beda dengan Jawa atau Jakarta. Sehingga PPDB online berjalan baik dan diterima warga,” sebutnya.

Di samping itu, ia menyadari, banyak orang tua murid menyekolahkan anaknya di sekolah favorit. Nah, kata dia, stigma sekolah favorit ini harus menjadi perhatian Dinas Pendidikan Banjarmasin.

“Disdik harus memperhatikan kualitas pendidikan guru. Sehingga guru berkompeten terdistribusi secara merata di tiap sekolah termasuk yang ada di pinggiran,” ujarnya.

Sehingga, peningkatan sertifikasi guru harus dimaksimalkan dan menjadi perhatian bersama, agar kemampuan tenaga pengajar sama berkualitas di tiap-tiap sekolah.

Ditambah lagi, fasilitas sekolah harus menjadi perhatian, agar semua sekolah termasuk yang ada di pinggiran mendapatkan fasilitas setara. “Dengan begitu tak ada lagi perbedaan sekolah favorit atau tidak. Sekolah pinggiran atau tengah kota,” tandasnya. (farid)

Editor : Amran