Sang Maestro Ingin Balamut Tetap Membudaya di Tanah Banjar

Seniman Lamut asal Kalimantan Selatan, Gusti Jamhar Akbar mendapatkan gelar Maestro dari Susilo Bambang Yudhoyono.(foto : azka/klikkalsel)

GELAR Maestro Lamut yang diberikan Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Gusti Jamhar Akbar, asal Kalimantan Selatan, membuktikan jika kesenian ini tidak dipandang sebelah mata.

Gelar mestro diraih Gusti Jamhar Akbar karena keahliannya memainkan kesenian musik Lamut. Tak terhitung dari panggung ke panggung dan berbagai macam undangan bagi pria yang sudah berusia 78 tahun ini untuk menyiarkan kesenian Lamut.

Maestro dari tanah banjar tersebut, kini tak sekuat dulu, suaranya tak selantang lagi mengucapkan sair-sair Lamut, bahkan sejak beberapa bulan terakhir Gusti Jamhar Akbar tak bisa lagi memenuhi undangan naik ke panggung akibat penyakit maag serta pingggang. Ya, diusia yang uzur, sang maestro lebih banyak istirahat di rumah.

“Sudah beberapa bulan terakhir saya agak sakit-sakitan terutama bagian pinggang, jika duduk terlalu lama akan terasa sakit. Selain itu maag saya yang kronis,” ucapnya kepada klikkalsel.com saat berkunjung dikediamannya di Gg Mujahid Aman, Alalak Selatan RT.6 Kecamatan Banjarmasin Utara, Kamis (3/1/2019)

Selain Madihin, kesenian Lamut merupakan salah satu kesenian khas Banjar. Lamut lebih menguatkan pada tutur cerita yang dibarengi dengan sair ataupun pantun-pantun yamg menceritakan tentang kehidupan.

Wajah dan tangan sang maestro kini mulai berkerut, bahkan alat musik seperti terbang (alat musik pukul) yang menemaninya selama ini sudah rusak dan berdebu yang tergantung di dinding rumahnya.

“Saya sudah tua, saya ingin generasi muda ada penggantinya bisa meneruskan budaya banjar seperti Balamut tersebut,” ucapnya sambil memperlihatkan terbang yang rusak.

Selama 65 tahun berkarir dalam dunia kesenian Balamut, sesekali terbesit tentang kesenian tersebut. Ia berharap kesenian yang turun temurun diwariskan oleh pendahulunya tetap bergema di Pulau Kalimantan.

“Dulu sempat para pemuda yang mempelajari kesenian lamut tersebut, namun sayang tak sampai tuntas, mereka belum menguasai cerita, lepas syair bahkan ke luar jalur dalam kesenian Lamut tersebut, dan saya berharap kesenian lamut jangan dibedakan seperti anak tiri” ucapnya.

Gusti Jamhar Akbar saat ini bertahan hidup karena ada bantuan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik. Ia menerima bantuan tersebut setiap tahun setiap tahun dan ditandatangani langsung oleh Presiden SBY tahun 2009 silam sebagai uang pembinaan maestro.

“Dari situlah saya bertahan hidup. Sedangkan bapak SBY, beliau memberikan pesan kepada saya agar tetap melestarikan Lamut jangan sampai punah,” ucap Jamhar sambil memperlihatkan piagam yang terpampang di dinding.(azka)

Editor : Alfarabi

Tinggalkan Balasan