HST, Sosial  

Realisasi dari Pemerintah Tak Jelas, Warga Desa Baru-Batu Tunggal Urunan Bangun Jembatan Gantung

BARABAI, klikkalsel.com – Warga Desa Baru, Kecamatan Batu Benawa dan warga Desa Batu Tunggal Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) melakukan urunan membangun kembali jembatan gantung yang terputus akibat banjir bandang yang terjadi di pertengahan Januari silam, Senin (12/7/2021).

Warga kedua desa tersebut tak bisa menunggu realisasi dari pemerintah yang masih belum jelas waktu perbaikannya.

Secara gotong royong masyarakat mengumpulkan dana (urunan) dari setiap RT di masing-masing desa tersebut, bantuan dari relawan, dan donatur, serta memberdayakan tenaga masyarakat setempat mencoba membangun kembali jembatan gantung di desanya.

Martoni Aparat Desa Baru kepada klikkalsel.com mengungkapkan, pihaknya sebelumnya sudah ke Dinas PU untuk meminta kejelasan pembangunan.

Namun, karena anggaran daerah defisit, dan dialihkan untuk penanganan Covid-19, maka masih belum bisa diperbaiki.

Kemudian, dana tanggap darurat dari pusat juga belum ada kejelasan, serta belum ada instruksi dari bupati setempat. Oleh karena itu sampai saat ini masih belum ada realisasi.

“Kami sudah mengajukan permohonan perbaikan melalui pemerintah desa, kecamatan hingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HST.

“Namun, karena dana tanggap darurat belum jelas dan defisit anggaran daerah maka belum bisa diperbaiki,” tambahnya.

Selanjutnya, dengan hasil musyawarah bersama masyarakat kedua desa, diputuskan untuk bergotong royong membangun semampunya agar kembali bisa menggunakan jembatan gantung tersebut.

Karena, jembatan penghubung tersebut sangat vital bagi masyarakat untuk aktivitas sehari-hari maupun sumber ekonomi yang mayoritas berkebun dan bertani.

“Kami sudah menunggu beberapa bulan terkait kejelasan pembangunan jembatan gantung ini, sementara masyarakat sangat memerlukan akses jembatan tersebut, seperti untuk menyadap karet dan membawa hasil pertanian dan terputusnya jembatan tersebut mengganggu aktifitas ekonomi masyarakat,” ucap Toto.

Hingga saat ini pelaksanaan perbaikan jembatan gantung sudah mulai tahap awal dengan pendanaan bersumber dari swadaya masyarakat, termasuk salah satunya dengan permintaan sumbangan di jalan.

Bahkan, pihaknya turut membuat proposal pengajuan bantuan kepada instansi-instansi untuk menggalang bantuan lebih luas.

Diketahui, ukuran panjang jembatan gantung sekitar 70 meter dengan memakai bahan perbaikan batu bronjong, semen dan lainnya, sementara untuk tiang besi yang digunakan merupakan tiang besi lama dari jembatan yang putus sebelumnya.

Lokasi jembatan tersebut berada di RT 5, Desa Baru, dan masih belum bisa diperkirakan kapan waktu selesai pembangunan tersebut. Karena, untuk saat ini dana yang masih diperlukan juga masih besar sekitar ratusan juta, untuk pengadaan tali slank dan bahan lainnya.

Untuk upaya mengatasi kekurangan dana pembangunan tersebut, pihaknya mengajak para donatur untuk mengulurkan bantuan guna perbaikan jembatan tersebut. Karena, besar kecil bantuan yang diberikan akan sangat bermanfaat dalam percepatan perbaikan jembatan.

Sementara itu, Penjabat Pambakal Desa Baru, Muhammad Ichwan, pihaknya mengaku memang tidak memiliki dana untuk pembangunan jembatan gantung tersebut.

Ia mengucapkan terima kasih atas partisipasi masyarakat, para relawan dan donatur yang telah memberikan bantuan dalam perbaikan jembatan yang sangat diperlukan masyarakat, karena diakui saat ini.

“Jembatan itu sangat kami butuhkan karena perekonomian masyarakat 80 persen berkebun dan bertani melewati jembatan gantung itu. Sedangkan kami tidak punya dana dan tidak punya kemampuan untuk membangun jembatan itu,” katanya.

Ia mengharapkan agar jembatan gantung itu bisa diselesaikan dengan cepat, dan membuka ruang untuk semua pihak yang ingin turut membantu dalam penyelesaiannya.(dayat)

Editor : Amran