Batola  

Rakerda HKTI Batola 2021, Pupuk dan Pakan Ikan Jadi Permasalahan Yang Harus Diselesaikan

MARABAHAN, klikkalsel.com – Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Barito Kuala (Batola) menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) tahun 2021, di gedung Balai Latihan Masyatakat Banjarmasin, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di Jalan Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Batola.

Dalam pelaksanaan Rakerda tersebut, sejumlah program kerja HKTI untuk masa kerja satu tahun kedepan akan di bahas secara terperinci bersama dengan 17 pimpinan cabang HKTI Kecamatan di Kabupaten Batola.

Ketua HKTI Batola, Hasan Ismail, menyampaikan bahwa dalam Rakerda itu, selain melakukan penyusunan program untuk satu tahun kedepan, pihaknya juga menyerap aspirasi dari Ketua HKTI Kecamatan.

“Dari 17 Ketua HKTI Kecamatan hadir semua, mereka masing-masing membawa aspirasi terkait di bidang pertanian,” ucapnya, Sabtu (30/10/2021).

Selama ini sebagian besar permasalahan yang terjadi di bidang pertanian, yakni permasalahan keterlambatan datangnya pupuk. Permasalahan tersebut mengakibatkan hasil panen tidak sesuai dengan yang di harapkan.

“Pupuk ini biasanya terlambat. Ketika sudah hampir panen pupuknya baru datang, ini yang selalu jadi masalah,” bebernya.

“Jadi yang tadi kita sampaikan adalah terkait kemandirian untuk mengolah pupuk secara mandiri. Karena selama ini kita selalu terpaku terhadap pupuk olahan pabrik,” jelasnya.

Hal yang sama juga menjadi keluhan di bidang perikanan. Dimana permasalahan pakan ikan selalu menjadi keluhan bagi peternak ikan.

“Permasalahan terbesar kita saat ini di sektor perikanan yakni pakan ikan dan pabrik es,” terangnya.

Padahal menurut Hasan, di Batola sendiri sentra perikanan terbesar yang ada di Tabunganen sangat luar biasa, baik Udang maupun Bandeng.

Namun lantaran permasalahan pakan dan pabrik es tersebut, maka hasil perikanan ini tidak bisa diberdayakan semaksimal mungkin.

“Saat ini pakan pabrikan itu harganya sangat tinggi sehingga kadang tidak bisa terbeli. Kemudian karena kita tidak ada Cool Storage maka hasil perikanan tidak bisa bertahan lama,” ucapnya.

“Contohnya saja, Udang itu kan tidak bisa bertahan lebih dari setengah hari tanpa es, Udang itu akan layu dan membusuk, maka cool storage itu sangat kita harapkan,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua HKTI Provinsi Kalsel, Rifqinizami Karsayuda, menyampaikan bahwa dengan masih banyaknya keluhan dari para petani. Maka HKTI harus memegang peran yang sangat penting untuk bisa memecahkan permasalahan tersebut.

“Kita berharap HKTI Batola ini bisa menyelesaikan berbagai macam persoalan yang selama ini belum terselesaikan,” ujar Rifqi.

Seperti permasalahan pupuk dan pakan ikan yang selalu di keluhkan para petani saat ini. Ia mengharapkan adanya giat secara mandiri yang dilakukan oleh para petani untuk menciptakan pupuk dan pakan ikan, tanpa harus berharap dengan hasil pabrikan.

“Ada dua permasalahan yang ingin kami selesaikan. Pertama kita ingin menghadirkan pupuk yang bisa di kelola olah petani itu sendiri,” paparnya.

“Kedua kita ingin menyelesaikan permasalahan pakan ikan. Kita akan bekerjasama dengan ULM untuk menemukan teknologi pakan yang tepat guna dan efesien yang bisa di manfaatkan oleh para penambak ikan di Batola ini,” pungkasnya. (fachrul)

Editor: Abadi