Prihatin Banyak Petugas Pemilu Jadi Korban, DPR Didesak Bentuk Pansus Pemilu

Anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono. (Net)

JAKARTA, Klikkalsel – Salah satu Anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra Bambang Haryo Soekartono, mendesak agar DPR segera membentuk Pansus Pemilu 2019.

Pasalnya, hal itu dibutuhkan, lantaran banyaknya petugas yang menjadi korban karena kelalahan saat proses penghitungan suara tingkat kecamatan. Tercatat, sebanyak 554 petugas KPPS, Panwas dan Polisi meninggal dunia.

Bambang menyatakan, DPR harus mencari penyebab banyaknya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan panitia pengawas pemilu yang meninggal dunia selama proses penghitungan suara.

“Kami tegaskan kami mendukung adanya Pansus pemilu. Mohon segera dibentuk agar kita bisa (melakukan investigasi) dan ini tidak terjadi secara terus menerus, anggota ini mengalami kecelakaan yang seperti ini,” tutur Bambang, Rabu (8/5) di gedung MPR/DPR-RI Jakarta.

Bambang menambahkan, siatem pemilu serentak, pemerintah harus mempersiapkan SDM dan infrastrukturnya dengan bagus, nyatanya tidak perhatikan. Ini karena, menurutnya, terbukti begitu banyaknya kesalahan-kesalahan daripada petugas penyelenggara pemilu dalam menginput data.

“Sudah seharusnya diperbaiki, harus diinput ulang, lebih parah lagi kesehatan dan keselamatan penyelenggara pemilu, mestinya sudah tersedia dokter, makanan yang bergizi, asuransi justru tidak ada,” ujar Bambang.

Mengenai penghapusan komponen anggaran asuransi dan pemenuhan gizi daripada petugas penyelenggara pemilu, Bambang menegaskan bahwa Menteri keuangan dan Menteri dalam Negeri harus bertanggung jawab.

Seharusnya, imbuh Bambang lagi, anggaran pemilu yang naik 61% yakni sebesar Rp25 Triliun itu dapat membuat Pemilu ini menjadi lebih berkualitas, dan harusnya menteri keuangan tidak boleh membatasi unsur-unsur yang berhubungan dengan perlindungan kepada penyelenggara. Ungkapnya.

“Nah, ini jangan-jangan uang tersebut digunakan untuk kepentingan tertentu, atau kampanye dari Capres Petahana,” sentil Bambang.

Padahal, kata Bambang, Pemerintah harusnya memberikan jaminan kesehatan dan kematian, karena petugas ini diharapkan bisa menjamin iklim demokrasi kita berjalan dengan baik dan kita bisa mendapatkan pemimpin negara yang kapabel, baik eksekutif dan legislatif, hasilnya maksimal dan lebih baik.

“Jadi, kalau sampai mereka gagal, dan akhirnya jaminan hidupnya ada keterbatasan akhirnya mereka mau ikut untuk mencari penghasilan tambahan dengan melakukan manipulasi itu tadi,” pungkas Bambang. (ril/duki)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan