Percepat Penanganan Corona, Pemko Banjarmasin Didorong Miliki PCR

Wakil Ketua DPRD Banjarmasin HM Yamin. (farid)
BANJARMASIN, klikkalsel.com – Mempercepat dan ada jamiman kepastian hasil swab, Pemko Banjarmasin didorong memiliki alat Polymerase chain reaction (PCR).
“Saat DPRD Banjarmasin menggelar rapat evaluasi pimpinan DPRD dengan Banggar, dan dihadiri tim gugus Covid-19 juga Dinas Kesehatan. Kita selalu menyuarakan ayo Banjarmasin memiliki alat PCR,” ujar Wakil Ketua DPRD Banjarmasin HM Yamin, Kamis (11/06/2020).
Saat ini ada beberapa daerah memiliki PCR sehingga lebih cepat mengetahui positif dan negatif dari hasil test Covid-19. Beda dengan rapid test yang hanya bereaktif jika ada gejala virus, tapi virus itu belum bisa dipastikan Corona atau tidak.
Sudah sewajarnya, kata dia, membeli PCR tersebut, mengingat sekarang ini pemeriksaan sampel swab hanya ada di Banjarbaru, itupun daftar antreannya panjang karena dipakai Kalsel dan Kalteng.
Memang Pemprov Kalsel dapat bantuan dua unit PCR, tapi dikhawatirkan tetap akan terjadi antrean panjang karena dipakai 13 kabupaten/kota.
“Kalau ingin mengetahui positif dan negatif Covid-19 lebih cepat, menghindari antrean begitu panjang, lebih baik Pemko Banjarmasin segera direalisasikan PCR,” tegasnya.
Tanpa PCR dan hanya mengandalkan rapid test, penanganan Corona agak sulit atau repot. Sebab, rapid testnya hasilnya ‘mengawang-awang’ atau positif dan tidaknya terpapar virus Corona belum bisa dipastikan.
“Tapi ini kita kembalikan ke Pemko melalui Dinkes apa mau membeli alat PCR itu,” ujar Ketua DPD Partai Gerindra Banjarmasin ini.
HM Yamin mengatakan, jika PCR direalisasikan dan sudah ada, diharapkan tidak membebani warga jika ingin meminta pemeriksaan terpapar Corona atau tidak begitu juga sebaliknya.
“Tapi idealnya prioritaskan dulu yang terindikasi Corona. Dan bagi lingkungan atau kawasan termasuk suspect mendapatkan layanan swab PCR digratiskan,” sebutnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin H Machli Riyadi mengatakan, pihaknya sudah memesan PCR dan akhir Juni 2020 ini akan datang. “Anggarannya Rp4,6 miliar,” timpalnya.
Dikatakannya, untuk swab PCR, Dinkes Banjarmasin memiliki keterbatasan SDM untuk melakukan PTM atau media menyimpan hasil lendir.
Diakuinya saat ini alasan mengadakan PCR tersebut, karena antrean pemeriksaan sampel swab begitu panjang. Sehingga lambat mengetahui seseorang positif atau negatif Covid-19. “Padahal jika sudah diketahui negatif atau tidak, akan mempermudah dan mempercepat penanganan selanjutnya,” katanya.(farid)
Editor : Amran

Tinggalkan Balasan