Penyerangan 9 November 1945 Diduga Diketahu Belanda

BANJARAMSIN,klikkalsel –Sudah 74 tahun silam cerita kepahlawanan mayarakat Banjaramasin tetap lekang di ingatan dimana tepat 9 November 1945 pejuang tanah banjar gugur dalam membela tanah air khususnya kota Banjarmasin. Bahkah tugu peringatannya pun dibangun didua tempat, yakni ditempat berkumpulnya dikawasan Pengambangan dan di kawasan Jln DI Panjaitan lokasi penyerangan.

Klikkalsel.com. mendatangi warga dikawasan pengambangan , H Sanusi salah seorang anak yang Bapaknnya ikut terlibat dalam aksi heroic membela kota Banjarmasin tersebut.

Ia mengatakan, Bapaknya bercerita, saat itu malam jumat tahun 1945 dimana akan melakukan penyerangan ke Benteng Tatas (kini berdiri sebuah masjid kebanggaan Kalsel yakni Masjid Sabilal Muhtadin) dimana markasnnya para Belanda.

“Hujan sangat lebat disertai dengan suara petir yang menggelegar sesekali, usai sholat Isya Puluhan pejuang tengah mempersiapkan diri untuk penyerangan ke Benteng Tatas,”ucap H Sanusi berdasarkan cerita Bapaknnya.Sabtu, (9/11/2019)

Para pemuda dan orang tua berkumpul disebuah rumah pembakal (Kepala Desa) H.M Aini di Kawasan Pengambangan termasuk H Ilam orang tua H Sanusi. Setelah ditunggu lama hujanpun tak reda dan akhirnnya penyerangan di tunda besok harinnya.

“Diantara pejuang mengusulkan, kita tak bisa menyerang jika hujan lebat bagaimana jika besok seusai sholat jumat kita akan serang,”cerita H Sanusi.

Jumat usai sholat Jumat mereka menyerang ke Benteng Tatas namun belum sampai di Benteng Tatas para pejuang telah dihadang dengan sejumlah tembakan. Akhirnya para penyerang kocar kacir dan sebagian pada saat itu bersembunyi ke Kabupaten Sungai Tabuk di Desa Pekauman atau yang dikenal pada saat itu Daerah Alam Roh.

“Sepertinya para Belanda tersebut sudah mengetahui penyerangan yang dilakukan , sehingga belanda sudah menungu kedatangan pejuang tersebut,”ucap H Sanusi.

Dalam kejadian tersebut dua orang sepupu H Sanusi yakni Dulah dan Sepa ikut tertembak dan meninggal dan kini makamnya di Bumi Kencana.

“Saat mendangar Dulah tertembak, (Abah) H Ilam langsung mendatanginnya dan membawanya dengan jukung,” ucap H Sanusi

Pejuang yang telah gugur pada 9 November adalah Badran, Badrun, Utuh, Ta’im, Umar, Juamain, Sepa, Dulah, Ma’rup. (Azka)

Tinggalkan Balasan