BANJARMASIN, kliklalsel.com – Pemilik Asman Property berikan penjelasan penyebab ambruknya rumah di Jalan Martapura Lama, Kilometer 6,8 Komplek Asman Pesona, Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar yang terjadi pada, Kamis (14/9/2023) sekitar pukul 00.20 Wita.
Dijelaskan Pemilik Asman Property, Ilham Fahriza, penyebab ambruknya rumah tersebut, dari hasil pemeriksaan lapangan karena pondasi tidak kuat akibat pemilik rumah menambah bangunan di luar standar yang telah ditetapkan.
“Disitu ada penambahan bangunan di luar standar kita yang type 36 dengan lebar 6 kali 6, di samping kanan,” jelasnya.
“Tentu secara spesifikasi bangunannya itu salah, karena pondasi besar di atas, di bawah kecil sehingga berdampak atau berimbas ke bangunan awal,” sambungnya.
Pemilik rumah itu, katanya menggunakan tongkat rumah ukuran 5 kali 7 dengan cara disambung, sementara standard tongkat yang ditetapkan adalah 10 kali 10.
Disamping itu, saat pembangunan tambahan pemilik rumah tidak melakukan koordinasi dengan Asman Property.
“Seandainya ada koordinasi, kami dapat menyarankan atau membantu membangunkan dengan standar bangunan yang kokoh,” tuturnya.
Baca Juga : Tingkatkan Capaian Retribusi Sampai Tindakan Tegas Harus Dilakukan Disperdagin Banjarmasin
Fahriza menyampaikan, dalam melakukan pembangunan rumah, pihaknya selalu membangun sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
“Jadi saat membangun, kita selalu berpatokan dengan aturan standar rumah type 36, yang telah dikeluarkan oleh pihak dinas terkait,” tuturnya.
Bahkan sebelum membangun rumah, pihaknya pasti membuat rumah contoh dulu untuk diperiksa oleh pemerintah setempat.
Setelah dinyatakan layak dan diizinkan, barulah pihaknya melakukan pembangunan.
Kendati demikian, ucapnya, dalam permasalahan kali ini, pihaknya tidak mencari siapa yang benar dan salah.
Pihaknya akan tetap membantu para korban, sebagai bentuk rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama.
“Jadi, rumah yang ambruk tersebut akan kami bantu bangun kembali sesuai dengan yang semula secara gratis. Biaya pengobatan pun akan kami tanggung,” ungkapnya.
Bahkan, para korban dipersilahkan menempati rumah kosong di komplek tersebut selama proses pembangunan rumah dilakukan.
“Semoga ini bisa jadi bahan pembelajaran bagi kita semua, dan kedepannya bisa lebih baik lagi dalam menjalankan usaha ini,” pungkasnya. (airlangga)
Editor: Abadi