Pasar Terapung Siring Tandean, Dirasa ‘Matikan’ Pasar Terapung Kuin

Pasar terapung Siring Tendean dirasa matikan Pasar Terapung Kuin. (dok/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Berbagai upaya melestarikan budaya sungai, salah satunya menjaga keberadaan Pasar Terapung memang sudah dilakukan, baik itu dengan bentuk Festival hingga diarahkan berjualan di pusat kota, yakni Sungai Martapura, Siring Tandean.

Namun di sisi lain, Pasar Terapung tradisional yang berada di atas Sungai Barito Muara Kuin Banjarmasin kini seperti mati suri alias sepi pengunjung.

“Saat ini pengunjung kebanyakan lebih memilih pasar terapung buatan pemerintah kota yang terletak di Menara Pandang Sungai Martapura,” ujar Anggota DPRD Banjarmasin Hairun Nisa.

Ia pun menyayangkan, jika pasar terapung yang terletak di sungai kuin tersebut, seolah-olah ditinggalkan begitu saja, tanpa perhatian pemerintah kota.

Padahal, kata dia, Banjarmasin terkenal dengan pasar Terapung tersebut. Sebab, turis lokal maupun mancanegara menjadikan sebagai salah satu kunjungan wisata.

“Pasar ini merupakan ikon primadona terbesar Banjarmasin tahun 90 hingga sekarang. Ini sangat miris, sebenarnya pusat pasar terapung ya disitu. Derah lain lebih mengenal pasar terpung Sungai Kuin. Ini wajib dihidupkan kembali,” ucapnya di DPRD Banjarmasin, Senin (27/8/2018).

Ia meminta, Pemkot Banjarmasin tidak hanya fokus terhadap pasar terapung di Menara Pandang saja, melainkan dapat dilakukan jika dua lokasi pasar terapung tersebut dijalankan.

“Bisa saja kan wisatawan tidak diarahkan ke Menara Pandang saja, tapi juga diarahkan ke Pasar Terapung Sungai Kuin. Kami rasa wisata susur sungai ini akan lebih cantik lagi, jika itu dilakukan,” jelasnya.

Politikus Partai Demokarat ini mengatakan, tidak hanya pemerintah, upaya untuk menghidupkan kembali Pasar Terapung Sungai Kunin juga perlu adanya dukungan dari masyarakat Banjarmasin.

“Akan lebih baik jika dua lokasi ini berjalan bersama. Yang lama tidak ditinggalkan yang baru tetap berjalan. Pastinya, pendapatan daerah pun semakin bertambah. Seperti buah kelapa, semakin tua semakin bersantan,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan