Religi  

Ngabuburit Diskusi Antar Iman di Aula Gereja Katolik Kota Banjarmasin

Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang berbincang bersama Noor Kholis Majid (moderator diskusi) dan Muhammad Iqbal (dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Ilmu Tasawuf UIN Antasari Banjarmasin) di sela menyantap takjil.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Keuskupan Banjarmasin menggelar diskusi antar iman, yang menghadirkan sejumlah tokoh ahli agama di Aula di Gereja Hati Yesus Yang Maha Kudus di Jalan Veteran, Rabu (12/4/2023) sore. Kegiatan ini mengusung tema Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama, yang kemudian ditutup buka puasa bersama.

Keuskupan Banjarmasin menggandeng Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) dan juga Gusdurian Banjarmasin dalam kegiatan tersebut. Ada tiga narasumber lintas agama mengisi diskusi yang dihadiri ratusan undangan terdiri dari berbagai perwakilan organisasi kepemudaan dan para legiun veteran, serta elemen masyarakat lainnya.

Narasumber pertama Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI, Romo Agustinus Heri Wibowo Fr SS, SH, MH yang memaparkan tentang Dokumen Abu Dhabi untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama. Dokumen ini adalah Piagam Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia yang ditandatangani Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb dan Pemimpin Gereja Vatikan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi.

Dr Muhammad Iqbal, MSi selaku dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Ilmu Tasawuf UIN Antasari Banjarmasin memaparkan materi tentang Tantangan Perdamaian dan Harmonisasi Umat Beragama dalam diskusi antara iman.

Dokumen ini disebutkan menjadi peta jalan yang sungguh berharga untuk membangun perdamaian dan menciptakan hidup harmonis di antara umat beragama dan berisi beberapa pedoman yang harus disebarluaskan ke seluruh dunia.

Dalam konteks sejarah, dokumen
ini dapat dipandang sebagai sebuah simbol rujukan dan rekonsiliasi baru, sebuah persaudaraan antara umat Islam dan umat Katolik, antara Timur dan Barat, antara Utara dan Selatan.

Selanjutnya, materi kedua membahas terkait Tantangan Perdamaian dan Harmonisasi Umat Beragama, disampaikan oleh Dr Muhammad Iqbal, MSi, selaku dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Ilmu Tasawuf UIN Antasari Banjarmasin. Kemudian, materi ketiga tentang Tantangan dan Dinamika Kehidupan Beragama di Kalsel yang disampaikan oleh Dr Lena Hanifah SH LLM.

Baca Juga Hijabers Berolahraga Panahan Sambil Ngabuburit

Baca Juga Berbagi Kebahagiaan dengan Anak-anak Penyintas Gempa Cianjur, Pegawai PLN Mengajar di Sekolah Darurat

Setelah diskusi dan tanya-jawab, kegiatan ini dilanjutkan dengan penyerahan tali kasih kepada para legiun veteran. Kemudian, para tamu undangan umat muslim dijamu berbuka puasa prasmanan oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin, Mgr Petrus Boddeng Timang.

Uskup menyampaikan kegiatan ini bertujuan sebagai wadah silaturahmi umat beragama untuk membangun kebersamaan dan saling pemahaman, serta menguatkan hubungan antar umat beragama di Kalimantan Selatan, khususnya di Banjarmasin.

Ajaran terdalam dari agama-agama, kata dia, tentang konsep kemanusian, persaudaraan dan perdamian. Kedepan, lanjut tuturnya, terbangun sinergi di kelompok antar agama untuk membagun kerukunan, saling menghormati dan memperkokoh kebersamaan di Kalimantan Selatan.

“Dari panggilan agama kita masing-masing, bahwa kita dipanggil untuk memperjuangkan kemanusiaan dan kebersamaan,” ucapnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan Pemko Banjarmasin, Lukman Fadlun turut berhadir dalam kegiatan ini. Dia begitu mengapresiasi harmonisasi yang terjalin antar umat beragama di Banjarmasin.

Menurut Lukman Fadlun yang juga Kepala Kesbangpol Kota Banjarmasin, toleransi antar umat beragama patut dipertahankan. Sebab kerukunan dan kebersamaan lahir dari sikap toleransi.

“Kita mengaku keberagaman dan keberagamaan. Dalam konteks regulator, Pemerintah Kota Banjarmasin menerbitkan perda (peraturan daerah) toleransi,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi