Nenek Tina, Warga Banyu Tajun Tabalong Akhirnya Menempati Rumah Layak Huni

Rumah Nenek Tina setelah dibedah oleh tim relawan. (foto : K2S Tabalong for klikkalsel)

TANJUNG, klikkalsel.com – Nenek Tina (60 thn), akhirnya punya rumah layak untuk ditempatinya. Sebelumnya, Nenek Tina menempati rumah reot dan dapat mengancam keselamatan nyawanya.

Kini rumah nenek itu sudah kokoh berdiri tanpa rumah reot lagi, sejak dibangun kembali 10 Oktober 2020 lalu. Acara syukuran mengawali Nenek Tina menempati rumah barunya di Desa Banyu Tajun RT 01, Kecamatan Tanjung, Tabalong.

“Hari ini kita gelar acara selamatan. Semoga ini menjadi keberkahan buat nenek dan semua pihak yang turut andil membangun rumah nenek. Rumah nenek Tina sudah selesai 100% dibangun dalam waktu 13 hari. Terima kasih para donator, para relawan dari berbagai komunitas di Tabalong yang bahu membahu memberikan bantuan,” ujar Ketua Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong Erlina Effendi Ilas, Jumat (23/10/2020)

Rumah Nenek Tina sebelum dibedah. (foto : K2S Tabalong for klikkalsel)
Rumah Nenek Tina setelah dibedah oleh tim relawan. (foto : K2S Tabalong for klikkalsel)

Tidak hanya dikerebuti para relawan, rumah Nenek Tina cepat selesai dibangun juga tak lepas dari andil PT Pama Persada Tabalong, PT KPP dan Yayasan Insan Mulia Pama dan PT Adaro Indonesia.

Bantuan juga mengalir dari donasi masyarakat secara pribadi. Ada yang bantu bahan bangunan seperti Toko Yoes penjual bahan bangunan di Mabuun, ada bantu beli isi rumahnya dan makanan dari Wong Solo, ada yang bantu sebagai tukang, pemikiran dan lainnya.

“Hebatnya di Tabalong, sinergi komunitas tumbuh dengan kesadarannya sendiri. Warga Tabalong juga suka berderma, sehingga KS2 yang merupakan komunitas sayap Yayasan Sayangi Sesama Tabalong tinggal mengkoordinasi kebaikan itu menjadi sesuatu yang kongkrit,” jelas Erlina.

Diberitakan sebelumnya, saat tim KS2 mengunjungi rumahnya, Nenek Tina sedang di kebun yang berjarak 4 kilometer. Nenek baru akan pulang sampai rumah ba’da isya. Atas inisiatif aparat desa setempat, nenek dijemput.

Nenek Tina tinggal dengan anak laki-lakinya yang tidak punya pekerjaan tetap. Di rumah gubuk reotnya, bahkan tidak ada listrik. Padahal tinggal di tengah-tengah masyarakat yang terjangkau listrik. Malam-malamnya hanya mengunakan lampu minyak. Pemandangan yang sangat kontras, padahal energi listrik saat ini sedang berlimpah.

Tinggal di Kecamatan Tanjung dan wilayah ring 1 perusahaan tambang terbesar di kota ini sekaligus memiliki perusahaan pembangkit listrik, bukan menjamin gubuk Nenek Tina “bermandi” cahaya. Padahal tak salah punyai listrik walau rumah nenek pun sudah mau roboh.

“Kami ingin kita bahu membahu membantu nenek dalam mewujudkan impian beliau memiliki rumah yang layak dengan penerangan yang cukup,” imbuh Erlina.

Sinergi aparat desa, masyarakat dan para komunitas di Tabalong membuahkan hasil. Kini nenek Tina tersenyum penuh syukur. Tabalong yang kini kini berkembang sebagai kota dengan heterogenitas yang tinggi tidak kehilangan empati saling membantu. “Jika kita mau dan berkolaborasi, kita bisa bantu sesama,” pungkas Erlina.(arif)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan