Momen Merefleksikan Diri Di Hari Kesaktian Pancasila

Dandim 1008/Tanjung Letkol Arm Edy Susanto. (foto : istimewa)

TANJUNG, klikkalsel – Bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada Selasa (1/10/2019) hari ini, Dandim 1008 Tanjung, Letkol Arm Edy Susanto mengajak seluruh komponen masyarakat untuk merefleksikan diri.

Dandim mengatakan, sejarah lahirnya Pancasila melalui proses yang panjang dan penuh dengan dinamika. Beragam macam percobaan untuk meruntuhkan Pancasila pada akhirnya tidak pernah berhasil, semuanya merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi semua.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sejatinya merupakan akumulasi dari rangkaian pelajaran kehidupan berbangsa dan bernegara untuk membangun peradaban mulia.

Para pendiri bangsa Indonesia telah merangkum makna keberagaman suku, budaya, adat istiadat, agama, maupun bahasa menjadi sebuah kekuatan besar untuk menjadi bangsa yang besar, unggul, dan maju dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Pancasila sebagai dasar negara RI, mengandung makna yang sangat penting bagi perjalanan kemerdekaan negeri ini. Mengandung lima sila dasar negara di antaranya, Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Kelima sila dasar negara tersebut, menjadi pedoman seluruh rakyat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober menjadi saat yang tepat bagi seluruh komponen Bangsa, untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila,” ujarnya.

Menurutnya, Pancasila dapat menjadi pengobar semangat dalam membangun bangsa dan negara, untuk meningkatkan etos kerja dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara seraya menggalang kembali persatuan dan kesatuan, kekuatan, kebersamaan, dan solidaritas yang dilandasi nilai-nilai luhur Pancasila.

“Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas masyarakat yang berbeda suku, agama, ras, bahasa dan budaya. Tentunya masing-masing personal memiliki ego dan keinginan masing-masing,” ucapnya.

Pancasila muncul dan diterima dengan baik oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai ideologi bangsa, dan tetap mampu bertahan menjaga keutuhan bangsa selama 74 tahun dan akan terus bertahan jika anak bangsa konsisten menjaga dan merawatnya.

“Jika saat ini muncul kembali ego pribadi yang memaksakan keyakinannya, sukunya yang paling benar dan paling baik, apalagi sampai ingin mengganti Pancasila dengan ideologi yang diyakini sendiri, itu sama artinya kita mundur jauh ke belakang, yang semestinya sudah selesai 74 tahun yang lalu. Jika dipaksakan, yang terjadi adalah konflik berkepanjangan karena satu sama lain merasa paling benar dan Indonesia bisa bubar,” terangnya.

Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila telah dipandang sebagai sistem filsafat, etika moral, politik, dan Ideologi Nasional.

“Atas dasar Pancasila, mari kita perkokoh persatuan dan kesatuan serta kita jaga keutuhan Bangsa dan Negara, demi tetap tegaknya NKRI,” pungkas Dandim. (arif)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan