Minim Siswa, Disdik Banjarmasin Berencana Gabungkan SDN Teluk Dalam 10 dan 9

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Nuryadi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin, berencana melakukan penggabungan sekolah atau regruping SDN Tekuk Dalam 10 dan Teluk Dalam 9.

Regruping yang dilakukan tersebut dinilai sangat perlu, mengingat di sekolah itu minim siswa dan juga lokasi sekolah yang cukup berdekatan.

Disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin, Nuryadi bahwa rencana penggabungan sekolah itu karena pihaknya hendak melakukan pembenahan dan perbaikan.

Pihaknya pun beranggapan, akan sangat disayangkan bila sebuah sekolah mendapat kucuran dana perbaikan, namun siswa yang bersekolah di situ justru masih sedikit.

Sementara kucuran dana perbaikan fasilitas terbatas, sehingga memerlukan asas prioritas juga keterdesakan.

Apalagi saat ini SDN Teluk Dalam 10 jumlah siswanya setiap tahun terus berkurang. Seperti tahun 2021/2022 jumlah siswanya hanya 60 siswa.

Sedangkan, jumlah siswa Kelas VI yang lulus pada tahun yang sama, ada 16 siswa. Kemudian, di tahun ajaran 2022/2023 SDN Teluk Dalam 10 hanya memiliki 4 siswa untuk kelas I. Alhasil hingga kini, SDN tersebut hanya memiliki total 44 siswa.

Baca Juga : Datangi DPRD Kalsel Mahasiswa kembali Sampaikan Sejumlah Tuntutan

Baca Juga : Mahasiswa Kalsel Berencana Akan Gelar Aksi Parlemen Jalanan di Depan Dewan Kalsel

Meski demikian kata Nuryadi, pihaknya masih perlu melakukan pengkajian dan pematangan.

“Ada kemungkinan tak bisa langsung dilakukan tahun ini,” ujarnya, Kamis (23/2/2023).

Sementara itu menindak lanjuti rencana penggabungan sekolah tersebut, Kepala Sekolah SDN Teluk Dalam 10, Sri Widiana, mengaku sangat menyetujui ajuan tersebut.

“Yang saya dengar seperti itu. Dan juga yang kami alami saat ini,” ucapnya.

Minimnya siswa tersebut memang menjadi kendala oleh pihaknya, terlebih ujarnya kebanyakan orang mungkin hanya mengetahui SDN Teluk Dalam 9.

“Ada kemungkinan banyak orang tua yang hanya tahu SDN Teluk Dalam 9 saja,” ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya penggabungan sekolah tidak berdampak buruk. Namun, justru akan memperbaiki sistem sekolah. Salah satunya, dalam hal sistem keuangan.

Terlebih jumlah siswa yang sedikit, berdampak pada besaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima.

Terkait hal itu, menurut Sri, di sekolahnya ada 11 orang guru dan tidak ada lagi yang berstatus honorer. Kalau pun ada, hanya satu orang saja. Itu pun, tinggal menunggu SK PPPK Guru. Maka menurutnya, bisa dengan mutasi.

“Dengan demikian, semoga pendidikan di Banjarmasin bisa jadi lebih baik lagi,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran