Kurang Terawat, RS Sultan Suriansyah Didesak Beroperasi Sesuai Jadwal

Sidak unsur pimpinan dan Komisi IV DPRD Banjarmasin di RS Sultan Suriansyah, ternyata lahannya sudah dipenuhi rumput liar. (foto : farid/klikkalsel)
Sidak unsur pimpinan dan Komisi IV DPRD Banjarmasin di RS Sultan Suriansyah, ternyata lahannya sudah dipenuhi rumput liar. (foto : farid/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Setahun dibiarkan tanpa pembangunan karena gagal lelang, kondisi bangunan IGD dan Poliklinik Rumah Sakit (RS) Sultan Suriansyah menjadi kurang terawat.

Saat sidak diketahui lantai dasar RS Sultan Suriansyah berair dan ditumbuhi lumut. (foto : farid/klikkalsel)

Kondisi sebagian lantai dasar ada yang berair dan ditumbuhi lumut, karena rembesan atau bocoran air.

Sejumlah dinding juga sudah ditumbuhi semak belukar, bagian dinding kaca ada yang miring dan keramik pos satpam juga terkelupas sebagian.

Bahkan rumput ilalang juga menutupi di areal proyek lanjutan pembangunan gedung rawat inap, dan juga tumbuh subur di halaman dan lahan kosong RS milik Pemko Banjarmasin itu.

Kondisi lapangan RS itu baru diketahui saat sidak unsur pimpinan DPRD Banjarmasin, Arufah Arip, Suprayogi dan H Budi Wijaya (semuanya wakil ketua dewan) bersama Komisi IV DPRD Banjarmasin, di RS Sultan Suriansyah, Selasa (13/8/2018)

Oleh karena itu DPRD Banjarmasin mendesak pembangunan mega proyek RS di Jalan RK Ilir itu segera dilanjutkan. Sehingga sudah dioperasikan di 2019 mendatang, sesuai target semula.

Wakil Ketua DPRD Banjarmasin H Suprayogi mengatakan, persoalan akreditasi itu nomor sekian itu sambil jalan. “Yang penting beroperasi dulu, dan pembangunan sambil jalan. Jadi mau dikasih RS tipe B, C atau Z itu tak masalah,” cetusnya.

Dengan begitu, kata dia, kondisi RS ada yang merawat dan tidak lekas rusak. “Kalau dibiarkan begini, gedung bagus bagaimanapun tanpa perawatan akan terbengkalai,” sebutnya.

Tahun ini, proyek RS akan dilanjutkan dengan pembangunan gedung rawat inap senilai Rp37 miliar, memakai anggaran 2017 lalu yang gagal lelang.

Sedangkan APBD 2018, dialokasikan Rp15 miliar untuk pengadaan alat kesehatan. “Ya mudahan April sudah ada pemenang lelang untuk pembangunan lanjutan RS,” tutur politisi PDIP Banjarmasin ini.

Suprayogi mengingatkan, agar izin rumah sakit dan sistem K3 (Keamanan dan Keselamatan Kerja) segera diselesaikan. Tanpa itu RS ini akan sulit beroperasi.

Hal serupa dikatakan Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin H Faisal Hariyadi. Ia setuju, RS itu sudah beroperasi awal 2019.

Kemudian sebelum dioperasikan, pihak terkait meyiapkan atau menempatkan tenaga khusus untuk melakukan perawatan RS tersebut. “Sehingga bisa membersihkan gedung atau menjaga agar rumput liar tidak tumbuh subur,” timpalnya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Banjarmasin, H Muhammad Lukman mengatakan sembari menunggu gedung rawat inap. Bangunan empat lantai IGD, dua lantainya bisa dimanfaatkan untuk ruang rawat inap sementara.

Namun, katanya, sebelum beroperasi pihaknya lagi konsen pengadaan alar kesehatan. Lalu sarana pendukung, seperti komputerisasi atau sistem TI (Teknologi Informasi). “Tapi tak masalah dengan e-Catalog, semua bisa tersedia,” ujarnya.
Selain itu tenaga medis dan administratif. “Terkait ini Kementerian PAN-RB sudah membuka lowongan untuk tenaga kesehatan. Formasinya sudah tersedia dan dilimpahkan ke BKD,” jelasnya.

Sedangkan para dokter Dinkes Banjarmasin yang dititip di sejumlah RS akan ditarik kembali, begitu RS dioperasikan.

Terkait kondisi RS yang kurang terawat, ia mengaku, pihak dinkes baru mendapat limpahan aset RS ini dari sebelumnya Dinas PU-PR. Jadi sebelumnya perawatan RS belum menjadi wewenang pihaknya.
“Namun, rencananya akan ada aksi pembersihan RS. Untuk tenaga keamanan 1×24 jam menjaga sudah ada,” sebutnya. (farid)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan