Kisah Warga Banua Anyar yang Ambil Upah Bikin Peti Mati

Mahyuni salah seorang warga Banua Anyar rela mengambil upah bikin peti mati demi mencukupi keperluan keluarga. (foto : duki/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Tentu ada banyak jalan menuju roma. Demi membiayai keluarga, dan anak yang masih sekolah, Mahyuni, warga Jalan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur rela bekerja keras untuk mendapatkan rupiah.

Bahkan, bapak dengan tiga anak ini pun menekuni mengambil upah membuat peti mati, atau peti jenazah di kampungnya setiap harinya. Dia mendapatkan upah satu peti mati sebesar Rp150 ribu per peti, atau Tebala, dalam bahasa Banjar.

Saat dijumpai awak media ini, Mahyuni mengaku senang, dan bangga bisa bekerja meskipun hanya dengan mengambil upah membuat peti mati atau jenazah.

“Kita sudah lama bikin seperti ini. Kalau tidak pengurus langgar, pengurus masjid di Banua Anyar pasti kesini kalau stok peti matinya sudah habis,” tutur Mahyuni, sembari mengerjakan peti mati tersebut Sabtu, (8/9/2018).

Sementara itu, Fahrul, salah seorang rekan Mahyuni menilai bahwa, sosok Mahyuni merupakan bapak yang rajin dan pekerja keras.

“Selain mengambil upah bikin peti mati, dia jua menukang, dan bekerja lainnya seperti mengambil upah sebagai kernet kelotok, dan tukang urut. Pokoknya dia serba bisa,” ujar Arul, sapaan akrabnya.

Diketahui, Mahyuni juga merupakan sosok yang sangat sederhana. Dia juga tinggal di bantaran sungai Banua Anyar, bersama isteri, dan tiga orang anak-anaknya. (duki)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan