HST  

Ketersediaan Pupuk Bersubsidi di HST Terbatas, Pemerintah Harus Bersikap

BARABAI, Klikkalsel.com – Musim bercocok tanam padi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah suda tiba. Namun ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani sangat terbatas. Persoalan ini agar menjadi perhatian Pemerintah Daerah setempat.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten HST, Misradi, menuturkan bahwa, ketersediaan pupuk bersubsidi bagi terbatas

“Pupuk bersubsidi sangat terbatas,” tuturnya Kepada Klikkalsel.com, Rabu (23/12/2020).

Menurut Misradi, ketersedian tersebut sebenarnya tidak hanya dirasakan HST, namun seluruh Indonesia juga mengalami hal serupa, karena adanya kuota yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.

Meski tidak menyebutkan secara rinci, menurut Kepala Dinas Pertanian HST ini, ketersediaan pupuk bersubsidi hanya berkisar 40 persen dari jumlah yang pihaknya ajukan ke Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian.

Untuk mensiasati kekurangan pupuk bersubsidi tersebut, Dinas Pertanian HST berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), dengan tujuan jika masih ada ketersedian pupuk yang di jatahkan bagi kabupaten/kota di Kalsel yang belum terserap, maka Dinas Pertanian HST mengajukan permohonan untuk mengambil ketersediaan pupuk tersebut.

“Namun hal tersebut belum tentu disetujui oleh provinsi,” imbuh Misradi.

Ketersediaan yang ada tersebut dikatakan kurang karena HST sendiri memang adalah Daerah yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani, baik petani padi, maupun sayuran.

Kadis berharap kedepan jika Pemerintah Daerah (Pemda) berkomitmen untuk menjadikan sektor pertanian sebagai pembangkit ekonomi kerakyatan, bisa memberikan perhatian dan dukungan baik untuk untuk mensubsidikan pupuk, bantuan sarana produksi serta harga produk mereka di beli dengan standar harga yang kompetitif.

“Kita tentu berharap Pemda bisa memberikan dudukan terhadap para Petani kita, baik anggaran untuk mensubsidikan pupuk, peralatan dan harga yang sepadan,” harapnya.

Tak hanya itu dinas pertanian juga sudah mengupayakan hal lain untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya juga menyakinkan kepada petani untuk memanfaatkan pupuk organik yang sudah mulai di olah di 5 kecamatan, namun hal itu tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan.

“Pupuk organik yang diolah di beberapa kecamatan di harap dapat sedikit membantu Petani,” sambung Kadis.

Hal tersebut berbeda jika berbicara ketersediaan pupuk non subsidi, karena pupuk non subsidi selalu tersedia dari distributor, namun harganya yang berbanding cukup signifikan, hal itu dikhawatirkan memberatkan Petani.

“Kalau pupuk non subsidi selalu tersedia di kios-kios, dari distributor,” pungkasnya.(wawan)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan