Kehabisan Pendonor, Stok Plasma di PMI Kosong Lagi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Situasi Covid-19 di Banjarmasin, setiap harinya masih saja menunjukan peningkatan kasus Covid-19. Upaya terapi plasma konvalesen juga tersendat lantaran kehabisan pendonor.

Upaya penanggulangan dan penekanan angka peningkatan Covid-19 di Banjarmasin sudah dilakukan dengan berbagai cara.

Salah satu upayanya yaitu dengan melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun upaya tersebut masih saja tidak menunjukan adanya penurunan angka Covid-19 di Banjarmasin.

Selain itu, upaya terapi penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh Virus asal Wuhan ini juga sudah dilakukan yaitu dengan memberikan plasma konvalesen kepada pasien penderita Covid-19.

Akan tetapi saat ini ketersedian plasma konvalesen sudah mulai berkurang, bahkan beberapa minggu terakhir pendonor plasma konvalesen ini juga sudah mulai sepi.

Kepala Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit, mengatakan bahwa, saat ini sudah sangat sulit untuk mencari pendonor plasma konvalesen, padahal permintaan untuk plasma tersebut sangat banyak.

“Saat ini kita kekosongan pendonor. Para pendonor sudah diambil plasmanya jadi tidak bisa lagi karena antibodinya sudah habis. Pasien Covid-19 yang kita cek titer Antibodinya juga tidak mencukupi,” tuturnya, Selasa (20/4/2021).

“Permintaannya sangat banyak, tetapi pendonornya sudah tidak ada lagi,” tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya sudah mencoba untuk menutupi banyaknya permintaan plasma tersebut dengan memasukan permohonan bantuan ke daerah lain. Akan tetapi di daerah lain juga sedang mengalami kekosongan.

“Mudah-mudahan ada solusi lain. Plasma ini kan sebenarnya merupakan salah satu terapi alternatif. Bukan berarti dengan menggunakan plasma konvalesen ini pasien itu bisa sembuh,” terangnya.

Menurut data yang ia terima, bahwa penerima plasma di Banjarmasin hanya memiliki tingkat kesembuhan dibawah angka 90 persen.

“Hasil pemberian plasma di Banjarmasin hanya memiliki tingkat kesembuhan di kisaran 70-80 persen. Berbeda dengan di daerah Surabaya yang memiliki tingkat kesembuhan 96 persen,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan