BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Banjarmasin mencatat sebanyak 175 laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak selama tahun 2024.
Ratusan kasus kekerasan yang terjadi selama tahun 2024 tersebut dikategorikan sebanyak 118 kasus kekerasan pada anak dan 57 terhadap perempuan.
Hal tersebut disampaikan Kepala DPPPA Banjarmasin, Muhammad Ramadhan saat ditemui klikkalsel.com di ruang kerjanya.
“Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang tercatat 135 kasus pada tahun 2023. Ini membuktikan kami bekerja dengan maksimal dalam hal penjangkauan hingga penanganan kasus, sampai dengan selesai,” ujarnya, Selasa (31/12/2024).
Ia menyampaikan bahwa kasus yang rata-rata didapati pihaknya sepanjang tahun ini, sebagian besar merupakan kekerasan psikis maupun non-psikis yang dilakukan pada perempuan dan anak.
Lantas, pihaknya pun selalu melakukan tindakan preventif dengan melakukan sosialisasi dan mitigasi resiko kepada para masyarakat.
“Agar kekerasan pada perempuan dan anak ini tidak sampai terjadi. Kalaupun sampai terjadi juga, segeralah melapor ke UPTD ataupun ke call center 112,” tuturnya.
Baca Juga : Polresta Banjarmasin Kerahkan 720 Personel Gabungan untuk Amankan Malam Tahun Baru 2025
Baca Juga : Polsek Banjarmasin Timur Gerebek Pesta Miras, 13 Remaja Diamankan
Disisi lain, dirinya menerangkan jika lonjakan laporan kekerasan ini terjadi paling tinggi pada bulan Juni dan Juli atau pada musim liburan sekolah.
“Ini memang sering terjadi di bulan-bulan tersebut,” ucapnya.
Adapun sebagai bentuk upaya pencegahan seringnya terjadi kasus kekerasan pada musim libur sekolah, kedepan pihaknya akan menggencarkan edukasi kepada pihak sekolah, guru hingga orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anak.
“Harapannya orang tua bisa menjaga, guru juga memberikan wejangan. Agar kasus kekerasan anak ini bisa ditekan, terutama pada musim liburan sekolah,” pintanya.
Lebih lanjut, meningkatkannya laporan kasus kekerasan pada perempuan dan anak yang pihaknya terima tahun ini tak akan memberikan pengaruh kepada penilaian Kota Layak Anak (KLA).
Pasalnya, meskipun jumlah kasus kekerasan ini menjadi indikator penilaian, dirinya tetap optimis dari indikator yang sudah pihaknya masukkan sebelumnya baik dari penilaian mandiri maupun dari provinsi, Banjarmasin masih bisa mendapatkan predikat KLA.
“Insyaallah ditahun 2025 nanti Banjarmasin bisa meraih predikat utama, setelah 2 tahun kita mendapat predikat nindya. Dan ini akan menjadi indikator kita menekan angka kekerasan pada anak,” pungkasnya.(fachrul)
Editor : Amran