Kakanwil Kemenag Kalsel Kutuk Keras Kejahatan Seksual Terhadap Santriwati di Pesantren Jawa Barat

Kepala Kanwil Kemenag Kalimantan Selatan, H M Thamrin.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Akhir-akhir ini dunia pendidikan khususnya pondok pesantren dilanda kabar kelam. Santriwati yang seharusnya mendapatkan perlindungan justru menjadi korban kejahatan seksual oleh sang pengajar, seperti kejadian di Jawa Barat.

Hal tersebut menuai perhatian serius Kantor (Wilayah Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalimantan Selatan. Secara tegas, Kepala Kanwil Kemenag Kalimantan Selatan, H M Thamrin mengutuk keras peristiwa keji yang dilakukan seorang pengajar di pondok pesantren terhadap santriwati.

“Itu adalah perilaku jahat. Saya pribadi mengutuk bahwa itu tidak baik dan tidak bagus. Mudah-mudahan sadar, segera bertobat kepada Allah. Karena itu melakukan pelecehan terhadap anak, perempuan lagi. Kan seharusnya perempuan itu dilindungi,” tegasnya, Rabu (15/12/2021).

Kejadian itu lantas membuat Kemenag Kalimantan Selatan waspada dan memonitor seluruh pondok pesantren di Bumi Antasari yang dikenal dengan provinsi yang kuat nuansa religi. H M Thamrin mengatakan, yang namanya pondok pesantren tidak ada lawan jenis menginap dalam satu asrama.

Putra daerah yang pernah menjabat Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI ini mengungkapkan, se Kalsel terdata 282 pondok pesantren dengan jumlah 104.419 santri dan 5.739 ustaz. Dia mengatakan telah berkoordinasi dengan Polda Kalsel, BNN setempat beserta para pimpinan pondok pesantren dan ustaz guna mengantensi kejahatan seksual terhadap santriwati, agar kejadian di Bandung – Tasikmalaya tidak terulang di sini.

“Saya yakin tingkat kiai dan ustaz itu Insya Allah mereka juga adalah orang-orang yang berakhlak mulia. Mudah-mudahan kita berdoa di Kalsel tidak ada pelecehan, pencabulan itu. Dan kita yakinkan pondok-pondok kita adalah pondok yang berakhlakul karimah,” tandasnya.

Tak lupa, dia menyampaikan kepada para orang tua atau wali yang ingin memasukkan anak ke pondok pesantren agar melihat riwayat para ustaz dan kiai-nya. Pasalnya kejadian di Jawa Barat patut menjadi perhatian untuk lebih selektif.

“Kalau di Kalsel, saya mengerti sekali dan bahwa beliau-beliau itu alumni mana dan ilmunya bersanad ke mana,” tandasnya.

Seperti beberapa pondok pesantren di Kalimantan Selatan rata-rata memiliki rekam jejak yang berkesinambungan antar pondok pesantren. Misalnya Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Al Falah Banjarbaru, Rasyidiah Khalidiyah Amuntai, Ibnul Amin Pamangkih dan Darul Hijrah. (rizqon)

 

Editor: Abadi