Jasad Bayi Laki-laki yang Ditemukan di Sungai Martapura Dibuang Ketika Baru Lahir

Jasad bayi laki laki masih dengan pusar mengapung di sungai martapura yang ditemukan warga saat dievakuasi ke ruang pemulasaran RSUD Banjarmasin

BANJARMASIN – klikkalsel.com – Polisi ungkap hasil Otopsi mayat bayi laki-laki yang ditemukan warta Kampung Melayu Darat, Gang Gotong Royong RT 2, Kecamatan Banjarmasin Tengah, mengapung di Sungai Martapura pada Rabu (30/11/2022) lalu.

Hasil itu diungkapkan Kasat Polair Polresta Banjarmasin, AKP Christugus Lirens melalui Kanit Gakkum Ipda Alamsyah Sugiarto yang mana pihaknya menyimpulkan jika mayat bayi laki-laki lengkap dengan tali pusarnya tersebut dibuang setelah dilahirkan ibunya.

“Hasilnya, proses lahiran normal dan sempurna bukan karena digugurkan dan bayi berusia cukup bulan lahirnya (9 bulan). Bayi itu diduga dibuang setelah dilahirkan,” kata Kanit Gakkum Ipda Alamsyah Sugiarto (10/12/2022).

Baca Juga : Mayat di Sungai Lulut Korban Perkelahian, Polisi Amankan Pelaku Kurang dari 24 Jam

Baca Juga : Warga Temukan Orok Bayi Masih dengan Tali Pusar Mengapung di Kampung Biru

Dari tanda-tandanya, lanjut Kanit, jasad bayi laki-laki yang baru lahir tersebut sudah dua hari berada di sungai.

Sementara ini, pihaknya tengah berusaha mengungkap kasus tersebut dan meminta kerjasama dengan masyarakat untuk ikut mengungkap kasus mengingat Sungai Martapura itu sangat panjang.

“Jika ada informasi terkait hal itu tolong laporkan ke kami ke markas Satpolairud atau polsek terdekat, jika melihat tanda tanda mencurigakan,” imbuhnya.

Meskipun begitu, jika ditemukan orang yang dicurigai agar kiranya masyarakat tidak langsung untuk Memvonis orang tersebut sebagai pelaku.

“Kita akan periksa lanjutan dan mencocokan DNAnya,karena kami mengambil sampel dari tulang belakang jasad bayi itu,” ucapnya.

Sementara ini, adapun upaya yang sudah dilakukan pihaknya dalam proses penyelidikan yaitu memintai keterangan beberapa warga di sekitar lokasi kejadian dan Ketua RT terdekat.

“Memintai keterangan warga dan RT sebagai bahan penyelidikan,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi