BANJARMASIN, klikkalsel.com – Selama bulan suci Ramadan umat muslim dilatih untuk bersabar, karena sabar itu baik untuk kehidupan manusia. Bahkan Rasulullah menyebut dengan berpuasa adalah setengah dari kesabaran.
Ustadz H Mohammad Mobarak menjelaskan, karena itu, ada beberapa hal yang harus dihindari untuk memperoleh kesabaran.
“Sebagaimana diungkapkan oleh syekh Yusuf Al Qardhawi adalah, yang pertama sifat tergesa-gesa,” ujarnya, Sabtu (16/4/2022).
Hal itu,dijelaskan pada Surah Al-Anbiya, ayat 37:
خُلِقَ الْاِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍۗ سَاُورِيْكُمْ اٰيٰتِيْ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْنِ
Artinya : Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Ku. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya.
Dalam surah itu, Allah SWT menerangkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang bertabiat tergesa-gesa dan terburu-buru.
Allah SWT memperingatkan kaum kafir agar mereka jangan meminta disegerakan azab yang diancamkan kepada mereka sebelum Allah memperlihatkan tanda-tanda dari azabnya itu.
Baca Juga : Tips Ustadz H Mohammad Mobarak, Mengelola Sabar Berdasar Alquran
“Sesungguhnya Allah SWT melarang manusia untuk bersifat tergesa-gesa, meminta segera didatangkannya sesuatu yang belum tiba saatnya, dan pasti datangnya,” jelasnya.
Di samping itu, Allah SWT menerangkan bahwa walaupun sifat tergesa-gesa itu sudah dijadikannya sebagai salah satu sifat pada manusia, namun manusia telah diberi kemampuan untuk menahan diri dan mengatasi sifat tersebut, dengan cara membiasakan diri bersikap tenang, sabar, dan mawas diri.
“Kemudian hal kedua yang dihindari untuk memperoleh kesabaran yaitu, Marah,” ujarnya.
Hal itu diingatkan Rasulullah dengan haditsnya, sebagaimana disampaikan Abu Hurairah RA
“Satu ketika datanglah seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW, dan berkata : Ya Rasul, berikanlah nasihat kepadaku yang
bisa menyelamatkanku dari siksa neraka. Beliau menjawab, Jangan marah.
Apalagi ya Rasul, tanya laki-laki itu.
Beliau tetap menjawab, jangan
marah, sampai tiga kali (HR. Bukhari),” ucapnya.
Selanjutnya sebagaimana firman Allah SWT, hal yang ketiga dihindari untuk memperoleh kesabaran yaitu, kesempitan dan kesedihan.
“Sebagaimana Allah Berfirman pada Surah An-Nahal, ayat 127,” ujarnya.
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِيْ ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُوْنَ
Artinya: Bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.
Baca Juga : Ustadz H Mohammad Mobarak: Sabar dan Shalat Penolong Kehidupan
“Terakhir adalah Putus Asa,Karena, kendala yang paling besar bagi kesabaran adalah sifat putus asa. Padahal kita sudah diingatkan pada Al-Qur’an, Surah Ali ‘Imran, ayat 139,” ungkapnya.
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Artinya : Janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.
Ayat ini menghendaki agar kaum Muslimin jangan bersifat lemah dan bersedih hati.
“Meskipun mereka mengalami pukulan berat dan penderitaan yang cukup pahit yang demikian itu hendaklah dijadikan pelajaran,” pungkasnya. (airlangga)
Editor: Abadi