Gas Melon Langka dan Mahal, Komisi II Dorong Operasi Pasar dan Updating Data

Gas Melon Langka dan Mahal, Komisi II Dorong Operasi Pasar dan Updating Data
Gas Melon Langka dan Mahal, Komisi II Dorong Operasi Pasar dan Updating Data

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Di tengah masa sulit pasca banjir dan beberapa aturan terkait Covid-19, warga kembali diresahkan dengan kelangkaan elpiji 3 kilo atau biasa juga dikenal dengan gas Melon ini di pasaran.

Seandainya pun didapat, harganya mencapai Rp 35 hingga Rp 45 ribu, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp 17,5 ribu.

Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin ,HM Faisal Hariyadi saat dikonfirmasi mengaku pihaknya saat ini masih mengumpulkan informasi terkait hal itu.

Ia pun menjelaskan jika saat ini yang berhak mendapatkan Kartu Kendali Penerima Gas Elpiji 3 Kilogram adalah warga yang tergolong miskin. Data jumlah warga miskin tersebut berdasar dari data yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Banjarmasin.

Menurut informasi ujarnya, data warga yang memiliki kartu tadi sudah sesuai atau bahkan lebih dengan jumlah tabung gas elpiji 3 kilogram yang didistribusikan ke pasaran.

“Jadi agak aneh memang jika ada warga miskin yang tidak kebagian tabung gas. Makanya kami masih telusuri apakah yang protes tak dapat tabung termasuk warga miskin atau bukan,” ujarnya, Minggu (14/2/2021).

Karena ujarnya khawatir yang masih banyak protes ini adalah warga yang bukan pemegang kartu kendali atau belum dikategorikan miskin.

Meski demikian ujarnya, besok jika memungkinkan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pemko Banjarmasin guna melakukan operasi pasar.

“Untuk penyelesaian jangka pendek mungkin akan kita dorong Pemko Banjarmasin untuk menggelar operasi pasar,” ujarnya, Minggu (14/2/2021).

Sedangkan untuk jangka panjang, ia akan meminta Pemko Banjarmasin melakukan updating warga miskin yang ada di Banjarmasin pasca dampak banjir dan Pandemi yang berkepanjangan.

Karena tak dapat dipungkiri ujar Faisal, banjir dan Pandemi membuat warga yang sebelumnya masuk dalam kategori rawan miskin dan rentan miskin turut terdampak pula secara ekonomi.

“Yang sebelumnya terdata mendapati kartu kendali itu adalah warga miskin. Untuk itu kita akan minta kepada Pemko untuk melakukan updating data, sehingga warga yang rawan miskin dan rentan miskin bisa tercover,” imbuhnya.

Setelah melakukan koordinasi dengan Pemko Banjarmasin, Faisal mengatakan baru pihaknya akan bertemu dengan Hiswana Migas guna meminta laporan pendistribusian gas elpiji 3 kilo ke masyarakat.

Diluar itu, Faisal pun turut meminta bantuan Polresta Banjarmasin untuk melakukan penyelidikan terkait apakah ada oknum yang sengaja bermain di balik kelangkaan gas elpiji 3 kilogram ini. (David)

Editor: Abadi

Tinggalkan Balasan