Filosofi dan Budaya Harus Ditonjolkan Guna Menarik Perhatian Wisatawan

BANJARMASIN, klikkalsel- Memperkenalkan Kota Banjarmasin kemata dunai, setodaknya kota Seribu Sungai ini minimal memiliki City Branding (identitas kota).

City Branding tersebut menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara akan lebih mengenal kota tersebut dengan berbagai macam sajiannya.

Pemko Banjarmasin, melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, menggelar forum group discussion (FGD) untuk membahas penentuan city branding untuk Banjarmasin, Selasa (3/9/2019).

Diskusi FGD tersebut dihadiri berbagai macam lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang yang berbeda, seperti budayawan, dosen, aktivis lingkungan, pemerhati budaya, pemerhati wisata, hingga Insan Pers.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Pemko Banjarmasin, Doyo Pujadi menyampaikan bahwa FGD ini merupakan kali ke 2 penyusunan city branding untuk kota Banjarmasin.

Menurutnya sudah banyak kota-kota lainnya yang membuat City Branding sebagai icon sebagai jargon yang luar biasa yang rohnya adalah bagaimana ini menginspirasi semua.

“Kita harapkan seluruh lapisan masyarakat untuk bisa menjadikan jargon ini menjadi sebuah kenyataan city branding ini,” ucapnya.

Selain itu ditambahkannya, juga diperlukan sebuah diskusi yang intensif dengan mengundang pekar-pakar budaya, seniman, akademisi, komunitas-komunitas masyarakat,” tambahnya.

Dalam FGD tersebut didapatkan sebanyak 20 lebih opsi kata-kata yang sifatnya menjadi jargon menjadi brandingnya kota Banjarmasin. Dari 20 lebih opsi itu dikerucutkan menjadi 3, yang menjadi jargon atau city Icon.

“Dari 20 kita tetapkan 3 untuk city branding, yang pertama adalah harus ada kata Banjarmasin, yang kedua River (Sungai) untuk membawa nilai sejarah yang harus diperhatikan, dan kata-kata yang mengikat 2 kata ini yang bisa punya kekuatan dan daya tarik yang luar biasa maka ada 3 kata, Unique, Amazing dan Excotic, misalkan Banjarmasin Excotic River,” jelasnya.

Selanjutnya kaya dia, harus ada pembuatan deskripsi secara detail dari masing-masing. Seperti apa filosofi dari kata itu dan nanti juga akan ada pakar serta doktor yang punya kemampuan itu dapat memberikan nilai jual wisata secara online kepada wisatawan daerah mauoun mancanegara.

Lantas untuk memaksimalkan jargon yang akan menjadi icon Kota Banjarmasin atau City Branding tersebut mampu terealisasi dengan nyata.

Maka upaya pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat yang harus turut serta menjaga budaya kota sungai ini agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman di era kemajuan industri saat ini.

“Untuk saat ini kan kita supaya jangan sampai ini terlanjur tergerus hingga mengarah sampai pada titik Nadir yang paling dalam maka inilah saatnya kita agar jangan sampai terlambat,” harap Doyo.

Sementara itu salah seorang Budayawan, Mujahidin, mengungkapkan terkait apapun nama dari city branding itu nanti agar tidak meninggalkan filosofi dan makna budaya Banjarmasin, dan yang terpenting menurutnya filosofi dan makna tersebut bisa di visualisasikan.

“Saya tanya dengan wartawan susur sungai itu yang mana dulu, yang disusur sungai itu apanya? budayawan banyak bingung, yang mana susur sungai itu, dan juga kehidupan di Banjar itu bukan hanya berada disungai saja tapi di tabing (darat) pun ada. Jadi rumah banjar ada bukan hanya lanting saja,” ujarnya.

Dengan tiga opsi yang menjadi kesimpulan, pihak budayawan mengakui tidak masalah dengan hal tersebur namun mereka meminta agar filosofi dan makna kehidupan orang banjar dari dulu hingga sekarang di masukan dalam pemberian jargon City Branding kota Banjarmasin.

“Tolong saya minta masukan filosofi dan makna kehidupan orang Banjar itu, dari segi ekonomi, wisata hingga budayanya, ada dalam nama itu nanti,” ucap Mujahidin.(fachrul)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan