Film Jendela Seribu Sungai Gunakan Dana APBD Miliaran Rupiah

Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina saat beradu peran dengan Bimasena saat syuting film Jendela Seribu Sungai

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Miliaran rupiah dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Banjarmasin di gelontorkan untuk pembuatan sebuah film bertajuk Jendela Seribu Sungai.

Dimana film yang di sutradarai oleh Jay Sukmo yang merupakan sutradara dari Film Catatan Akhir Kuliah dan di Produseri oleh Avesina Soebli membawa tema budaya banjar sebagai latar belakangnya.

Sejumlah nama artis ibu kota juga ikut membintangi film garapan Radepa Studio ini, seperti Mathias Mucus, Bimasena, Agla Arta Lidia, Ajil Ditto, Olla Ramlan, hingga Bopak Costello.

Tidak hanya itu, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina juga berperan cameo dalam film Jendela Seribu Sungai sebagai Walikota Banjarmasin.

Selain di Banjarmasin, film ini dibuat di sejumlah lokasi berbeda seperti, Loksado dan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Dikatakan Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina bahwa dari film Jendela Seribu Sungai ini sangat banyak sekali pesan moral dan edukasi yang diberikan.

“Sebenarnya sangat banyak pesan dan edukasi yang mau kita angkat melalui film ini,” ujarnya.

“Tetapi untuk saat ini kita berfokus kepada bagaimana penerus-penerus kita yakni anak-anak sekolah yang punya mimpi besar agar terus berupaya mengapai cita-cita dan mimpinya tersebut,” lanjutnya.

Baca Juga : Lapas Narkotika Karang Intan Dukung Komitmen Kemenkumham Kalsel Lindungi Kekayaan Intelektual di Duta Mall

Baca Juga : Matangkan Persiapan Jelang Porwanas, Tim Bulutangkis PWI Kalsel Uji Tanding dengan PBSI Banjarmasin

Namun film pertama yang di buat oleh Pemko Banjarmasin ini rupanya menelan anggaran yang tidak sedikit.

Meski dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar), Iwan Fitriadi, bahwa wacana pembuatan film ini sudah direncanakan sejak tahun 2016 lalu.

“Di tahun itu Novelnya dengan nama yang sama juga dibuat, dan hingga kini sudah dua kali cetak yang hampir 5 ribu novel di edarkan,” jelasnya.

Akan tetapi pembuatan film baru bisa terealisasi pada tahun ini melalui lelang pengecualian.

“Anggarannya saya lupa, tapi tidak sampai puluhan miliar,” ucapnya.

Meski demikian ia mengakui bahwa pembuatan film ini sudah sangat mencermati terkait dengan aturan agar betul-betul sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Ini kita lelangnya melalu Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan menggunakan APBD,” bebernya.

Lantas apakah film ini nantinya akan di komersilkan atau hanya sebagai ajang promosi semata?

Berkaitan hal tersebut Iwan Fitriadi tidak bisa menjawab secara gamblang. Namun ia menegaskan bahwa Banjarmasin yang merupakan kota berjuluk Seribu Sungai dengan berbagai kawasan destinasi wisata sungainya.

“Dengan pembuatan film ini, menjadi salah satu lagi upaya kita agar bagaimana kita mempromosikan Banjarmasin menjadi kota pariwisata. Ini cara yang baru, karena kita baru kali ini membuat film,” terangnya.

“Berkaitan apakah akan di komersilkan itu masih dalam tahap kajian kita. Tapi berharap itu bisa di komersilkan” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran