Fikria Hidayat Berbagi Ilmu Videografi Dasar Smartphone ke Junior

Setelah menyampaikan beberapa materi dasar videografi, Fikria Hidayat langusung mengajak para juniornya untuk langsung praktik pengambilan gambar. (foto : rizqon/klikkalsel).
BANJARMASIN, klikkalsel.com – Fikria Hidayat salah satu awak media Kompas Gramedia dengan segudang pengalaman.
Hal itu didapat dari mengisi sejumlah posisi penting diantaranya, Pewarta Foto Harian Kompas, Kompas Images Editor, Cinematografer Kompas TV, dan sekarang sebagai Filmmaker Kompas.com. Kali ini, ia bertandang ke Banua Kalimantan Selatan (Kalsel), sejak Selasa (10/12/2019).
Kedatangan fotografer yang juga videografer beberapa tahun terakhir sibuk menggarap video Djarum Super Adventure berkeliling nusantara, tak lain mengisi waktu cutinya untuk pulang kampung halaman di Martapura Kabupaten Banjar.
Baca Juga : 3.743 Pelamar CPNS Pemko Banjarbaru Lolos Verifikasi Administrasi, Cek Disini
Dalam kesempatan itu, Fikri sapaan akrabnya menyempatkan waktu berkunjung ke Kantor Banjarmasin Post Jalan RE Martadinata, yang merupakan perusahaan media awal ia meniti karir, pekan tadi, Jumat (13/12/2019).
Di hari yang sama, pria kelahiran Kota Intan itu juga menyempatkan bersilaturahmi ke organisasi yang digeluti semasa kuliah yaitu Mapala UNISKA Banjarmasin. Fikri tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Umum periode 2000-2001.
Kedatangan Fikri itu pun dijadikan momen emas para juniornya untuk menyerap ilmu videografi yang tengah ramai digandrungi kalangan milenial di Banua.
Berbekal pengalaman, Fikri membagi wawasan seputar videografi agar bisa dimanfaatkan untuk publikasi kegiatan organisasi.
Menurutnya, saat ini banyak fasilitas dan fitur smartphone untuk mempermudah kegiatan videografi. Terlebih, kamera gadget kelas menengah sudah dilengkapi OIS (Optical Image Stabilization) yang dapat menstabilkan gambar saat proses merekam.
Meski demikian, kata Fikri, lebih elok para pengguna smartphone mengerti dasar videografi agar video yang dihasilkan lebih elegan. Terlebih video yang diproduksi untuk sebuah publikasi kegiatan di media sosial.
“Roll 180 derajat, pengambilan gambar cut to cut, continuity, camera movement, semua itu adalah hal dasar namun sering diabaikan” tuturnya sembari menyampaikan materi di Siring Piere Tendean.
Baca Juga : Didemo Perkara Pileg 2019, Bawaslu : Kasusnya Sudah Selesai
Untuk lebih mudah dimengerti, Fikri langsung mengajak praktik pengambilan gambar. Dimulai dari metode cut to cut yaitu pengambilan gambar Long, Medium, dan Close Up suatu objek.
Dalam praktik itu pengambilan gambar cut to cut dicontohkan merekam video durasi per 12 detik per setiap frame. Dengan objek suasana dua orang sedang berdialog.
“Misal kita merekam si A, selesaikan dulu cut to cut-nya. Jangan langsung dipindah ke si B, nanti itu akan membuat gambar jumping atau loncat,” ucap Fikri.
Fikri menambahkan, misalkan ingin memindah objek setelah pengambilan cut to cut, maka diperlukan objek yang menetralkan. Namun masih berhubungan dengan objek sebelumnya.
“Bila kita ingin memindahkan pengambilan video, maka pilih objek netral misalnya jam tangan si A direkam sekitar beberapa detik. Kemudian baru pindah pengambilan ke si B,” jelasnya.
Selanjutnya, Fikri menambahkan agar tidak terlalu banyak melakukan ‘Panning’ adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Ditambahkannya, Panning dapat dilakukan sesuai dengan konten dibuat.
“Yang lebih penting adalah pengambilan continuity, untuk mempermudah proses editing,” cetusnya.
Masih kata Fikri, teknik pengambilan video dapat berkembang seiring pengalaman dan sering mencari referensi, serta mengamati video profesional sesuai keperluan masing-masing.
Ditambahkanya, saat ini untuk mengedit video telah dipermudah dengan adanya berbagai aplikasi seperti Kinemaster dan Powerdirector.
Sementara itu, ada empat cara yang dilakukan untuk membangun narasi dalam sebuah video. Agar pesan dari video yang dibuat kemudian dipublikasikan dapat mudah dimengerti.
“Reportase, ada yang menjelaskan seputar kegiatan. Voice over, misalnya kurang pede bisa dengan merekam suara kemudian dilapis atau layer ke video saat editing. Natural sound, menampilkan seutuhnya suara murni saat merekam. Teks video ini yang sedang hit, kita mendetailkan video melalui teks yang dilapis saat mengedit.” pungkasnya.(rizqon)
Editor : Amran

Tinggalkan Balasan