FAJI Kalsel Sebut Banyak Spot Wisata Petualangan yang Belum Tereksplor

FAJI Kalsel menjajal Jeram Sungai Amandit Loksado, Kabupaten HST. (foto: Hary Muhammad/Humas FAJI Kalsel)
BANJARMASIN, klikkalsel – Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyebut ada sekitar enam titik wisata alam di Bumi Lambung Mangkurat yang belum tereksplor dengan baik. Oleh sebab itu, butuh peran dari pemerintah untuk mengangkat semua lokasi – lokasi yang tersebar di beberapa Kabupaten.
Potensi wisata petualangan Tirta atau air di Kalsel menjadi sorotan. Minimnya sentuhan pemerintah daerah diutarakan FAJI Kalsel saat kunjungan jajaran Kementerian Pariwisata RI di sela agenda Diskusi FGD Wisata Petualangan di Ballroom Hotel Aston, Gambut, Kabupaten Banjar, Rabu (21/11/2019).
Wisata tirta telah dipetakan namun belum mendapat sentuhan maksimal, salah satunya di Bambu Rafting Sungai Amandit, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Selain itu masih banyak lagi, seperti di kabupaten Tabalong, Balangan dengan Sungai Aju, Waduk Riam Kanan, dan Jeram Sungai Besar, Kecamatan Aranio, Kabupaten banjar. Wisata tirta juga terdapat di Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Tapin dengan Sungai Piani-nya yang mempunyai jeram. Namun, yang disayangkan spot wisata tersebut belum terekspos dengan baik.
Terkait hal itu, FAJI Kalsel mengaku memang dibutuhkan peran pemerintah untuk mengangkat semua lokasi – lokasi yang tersebar di beberapa kabupaten di Kalsel tersebut. Masalah perizinan lokasi kerap kali menjadi kendala pengembangan wisata arung jeram, dan Sumber Daya Manusia (SDM) nya.
“Pengembangan wisata arung jeram bisa lebih ditingkatkan. Contoh masalah perizinan, peningkatan kompetensi dan sumber daya manusia,” cetus Wakil Ketua FAJI Kalsel, Bandi Chairullah.
Sementara itu, untuk menunjang dalam peningkatan pariwisata tirta tersebut, Kementerian Pariwisata RI konsen mencetak SDM yang berkompeten dalam hal dunia petualangan. Guna menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
“Memang ada beberapa tantangan selain pengemasan dan atraksi. Disamping itu, juga masalah safety dengan faktor resiko lebih tinggi. Sehingga kita membuat pedoman wisata di darat, udara, dan air,” ucap Ketua Tim Percepatan Wisata Petualangan Kementerian Pariwisata RI, Amelia Yunita.
Sementara itu, Kementerian Pariwisata RI juga tengah mendalami potensi wisata alam seperti hutan hujan tropis yang dimiliki satu satunya di kalimantan, dan flora serta fauna yang endemic serta budaya peradaban suku dayaknya. Dinilai sudah seharusnya dapat menjadi tempat pariwisata prioritas di Indonesia. (rizqon)
Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan