Distribusi Air Bersih di Kotabaru Masih Bergilir

Tampak kondisi waduk Gunung Ulin, masih jauh di bawah batas normal, sehingga PDAM Kotabaru harus memberlakukan sistem giliran dalam pendistribusian ke pelanggannya. (foto : duki/klikkalsel)

KOTABARU, klikkalsel – Musim kemarau hingga saat ini masih berdampak, dan dirasakan warga Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Khususnya persoalan keringnya sejumlah kawasan pertanian dirasakan oleh warga Kotabaru. Utamanya, soal distribusi air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum, (PDAM) harus diberlakukan sistem bergilir.

Hal tersebut menyusul pasokan, atau debet air di penampungan milik PDAM Kotabaru mengalami penurunan, sehingga tidak sebanding jumlah air yang di suplai ke ribuan pelanggan, khususnya di dalam kota Kotabaru.

Dirut PDAM Kotabaru, Noor Ipansyah, mengatakan, kemarau memang masih menyisakan persoalan bagi distribusi air bersih ke pelanggan.

“Mau tidak mau, sampai sekarang kita berlakukan sistem giliran dulu distribusinya ke pelanggan. Khususnya mereka yang airnya tersuplai dari waduk Gunung Ulin, dan IPA Gunung Relly,” ujar Ipan, Senin, (15/10/2018) di kantornya.

Menurut Ipan, meski sudah beberapa hari di Kotabaru sudah mulai diguyur hujan. Namun, belum mampu meningkatkan debet air waduk hingga mencapai batas normal.

“Jadi, ukuran normalnya untuk waduk Gunung Ulin debetnya mencapai 6 meter. Tapi, sekarang baru mencapai 2, 5 meter saja. Memang ada hujan, tapi airnya masih belum maksimal. Makanya kita harus giliran,” ujar Ipan, menutup.

Sementara, waduk yang masih bertahan, dan mampu menyuplai ke pelanggan dengan normal saat kemarau kali ini yakni, waduk
Gunung Sari, Gunung Pemandangan, dan Gunung Tirawan. (duki)

Editor : Elo Syarif

Tinggalkan Balasan