Budidaya Jangkrik, Seorang Warga Miliki Omzet Rp4 hingga Rp5 Juta Per Minggunya.

MARABAHAN, klikkalsel.com – Norman Sahid (26), warga Desa Anjir Muara 1, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, sukses membudidayakan jangkrik. Kini dalam per minggu ia memiliki omzet Rp4 hingga Rp5 juta.

Budidaya jangkrik itu, Norman geluti sekitar dua tahun yang lalu dengan memanfaatkan lahan kosong berukuran 14×4 di samping rumahnya.

Membudidayakan jangkrik ini berawal dari saran temannya, bahwa dengan membudidayakan jangkrik bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Karena selalu ada peminat yang membeli, baik untuk pakan binatang peliharaan maupun untuk keperluan lainnya.

“Dulu waktu pelihara burung, jadi untuk umpan jangkriknya belinya jauh ke Banjarmasin, teman-teman di kampung selalu titip. Terpikirlah kenapa saya tidak hasilkan sendiri di sini karena banyak peminatnya,” katanya .

Dan pada akhirnya Norman pun coba membeli bibit atau telur jangkrik sebanyak 5 ons di pulau jawa, dengan membuat dua kotak atau bok kayu di dalam rumahnya.

Seiring berjalan waktu usahanya lancar, hingga akhirnya bisa menambah kotak-kotak kayu berukuran besar dengan dua lantai di samping rumahnya.

Untuk budidaya jangkrik bahan yang diperlukan seperti kotak kayu dari triplek dan pelepah pisang serta rak bekas telur sebagai rumah jangkrik. untuk pakan jangkrik dari pakan ternak ayam yang dihaluskan terlebih dahulu dan menyiramkan air secara berkala untuk minum jangkrik.

“Perawatannya cukup mudah, kita hanya perlu memastikan pakan dan airnya ada, kemudian suhunya jangan terlalu panas.” Ungkap Norman.

Dalam membudidayakan jangkrik, Norman biasa panen dalam waktu 20 hingga 30 hari sekali. Proses itu mulai dari menabur telur jangkrik hingga ukurannya rata-rata sebesar batangan rokok.

Ada dua jenis jangkrik yang dibudidayakan Norman yaitu, jangkrik madu kuning dan jangkrik alam. Namun harga jangkrik madu sedikit lebih mahal dibandingkan jangkrik alam yang berwarna hitam.

Dalam sekali panen, rata-rata bisa menghasilkan 50.000 hingga 80.000 ekor per bok sarang dengan ukuran kurang lebih 2,5 m × 1,2 m. Dengan harga berkisar 25 ribu hingga 35 ribu per 1000 ekornya.

Sementara untuk memasarkan hasil panen, pelanggan bisa datang ke rumahnya dan juga untuk promosi melalui akun Facebook yang ia kelola. Dan kini pelanggan tetapnya tersebar di Banjarmasin, Banjarbaru, Kotabaru, Marabahan, hingga ke provinsi tetangga, yakni seperti Kabupaten Kapuas dan Puruk Cahu, Kalimantan Tengah.

Dengan koleksi sekitar 16 kotak bok sarang yang masing-masing bertahap bisa dipanen, Norman kini tidak perlu risau lagi memenuhi permintaan pelanggan terlebih pada saat pandemi Covid-19 peminat jangkrik hasil budidayanya meningkat.

Selain menghasilkan jangkrik yang siap dipasarkan, kini Norman juga sukses memasok bibit atau telur jangkrik sendiri dan tidak lagi mendatangkan dari pulau Jawa. (muhammad)

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan