Berharap Semakin Banyak Pesanan, Kerajinan HSU Mulai Bangkit

Kelompok kerajinan Desa Pulantani (foto : istimewa)
Kelompok kerajinan Desa Pulantani (foto : istimewa)
AMUNTAI, klikkalsel.com – Di tengah ketatnya dunia usaha serta persaingan dagang secara modern, bidang kerajinan memang mengalami penurunan sebab daya beli konsumen ikut melandai, kenaikan harga bahan baku, biaya produksi dan terhambatnya distribusi produk, serta adanya penghentian sementara pemesanan dari luar daerah.
Namun saat ini kerajinan di Kabupaten HSU kembali bangkit, pemesanan dari luar daerah sudah mulai kembali seperti semula, meskipun masih belum maksimal.
Seperti di Desa Pulantani Kecamatan Haur Gading, beberapa waktu lalu Kelompok Kerajinan Berkat Ilahi mendapatkan pemesanan kerajinan dalam jumlah yang banyak dan pihaknya berharap kondisi seperti ini bisa terus berlanjut dan juga meningkat.
Ketua Kelompok Kerajinan Berkat Ilahi Ahmad Baihaqi, mengatakan pihaknya jika mendapat pesanan dalam jumlah banyak juga mengikutsertakan pengrajin dari luar Desa Pulantani.
“Sehingga semakin banyak pemesanan semakin banyak juga pengrajin yang bisa diikutsertakan. Hal ini ini sangat baik untuk meningkatkan pendapatan para pengrajin. Saat ini ada sekitar 50 pengrajin yang tergabung dalam kelompok kerajinan dan berharap bisa terus bertambah,” ujarnya kepada awak media ini, Sabtu, (5/9/2020).
Kelompok kerajinan Berkat Ilahi, tambahnya, saat ini sudah bekerjasama dengan perusahaan yang memang menggeluti bidang kerajinan, dimana hasilnya dijual kembali secara nasional maupun mancanegara.
“Hasil kerajinan dari Desa Pulantani seperti tas, tikar, topi ataupun tempat apa saja yang modelnya bisa disesuaikan dengan pembeli,” terangnya.
Ditempat lain, salah satu Pengusaha sekaligus pengrajin asal Desa Banyu Hirang Kecamantan Amuntai Selatan, Supiannor, menyampaikan, meskipun sempat merumahkan sebagian dari para pengrajinnya yang notabene merupakan warga Desa Banyu Hirang di tiga bulan terakhir selama Pandemi Covid-1, kini sudah mulai bisa menjalankan bisnisnya, karena pada pekan-pekan ini, sudah mulai ada beberapa pemesanan kerajinan anyaman miliknya.
“Sebenarnya di galeri ini ada 10 pengrajin, minggu ini sudah ada 3 orang yang kembali masuk (bekerja), mengingat pembeli dari Jakarta dan Bali sudah ada yang menghubungi kita,” ucapnya.
Pemilik Galeri “Kembang Ilung” ini menambahkan, selama beberapa bulan terakhir pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi usahanya dan bagi para pengrajin sendiri karena mengalami penurunan permintaan produk.
“Kami beberapa waktu yang lalu juga sempat mengalami kerugian ratusan juta rupiah lantaran ekspor kerajinan sedotan purun (tumbuhan rawa) yang mencapai 200 ribu batang, gagal dikirim ke Belanda karena pemberlakuan lockdown,” tuturnya.
Yannor sapaan akrabnya ini berharap kondisi normal ini dapat terus menerus membaik, sehingga pemesanan atau pembelian produk anyaman yang berbahan dasar eceng gondok, purun, bamban maupun rotan kembali membaik.
Ketua Dekranasda Kabupaten HSU Hj. Anisah Rasyidah Wahid pada kesempatan yang lalu, mengatakan, bahwa saat ini pihaknya tengah berupaya untuk kembali memperkenalkan dan menguatkan jaringan dalam pemasaran kerajinan asal HSU serta program ini agar bisa dinikmati oleh pengrajin di HSU secara merata.
“Melalui berbagai kegiatan kami selalu memperkenalkan dan mencari celah agar produk kerajinan asal HSU bisa memiliki pangsa pasar di luar daerah,” tukasnya. (doni)
Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan