Bencana Asap dan Kebakaran Hutan Mulai Padam, BPBD Sambut Bencana Baru

Pelatihan tanggap darurat petugas lapangan BPBD Kota Banjarbaru bersama Basarnas Kalsel.(foto:nuha/klikkalsel)

BANJARBARU, klikkalsel – Wilayah Indonesia beberapa bulan lalu dilanda Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mengakibatkan dampak kabut asap menyelimuti beberapa daerah, saat ini bencana tersebut berkurang disusul mulai meningkatnya intensitas hujan khususnya di daerah Kalsel.

Menanggapi bencana baru, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, mengadakan pelatihan tanggap darurat petugas lapangan bekerjasama Basarnas Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (20/11/2019).

Pada kesempatan itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarbaru Suriannor Akhmad mengatakan, agar masyarakat tidak hanya secara alami menangani jika terjadi kebencanaan, pihaknya juga turut menggandeng Basarnas Kalsel guna memperkuat penanganan bencana daerah.

“Memberikan penekanan kepada masyarakat supaya tidak secara alami dalam menangani bencana, ditambah kita melibatkan tim dari Basarnas provinsi untuk memberikan materi kebencanaan di laut atau air maupun di darat,” ucapnya.

BPBD Kota Banjarbaru memberikan dan mengadakan pelatihan berkaitan kebencanaan dengan melakukan pelatihan kepada para anggotanya dan masyarakat, terutama tim yang telah dibentuk yaitu Masyarakat Peduli Api (MPA).

Menurut Suriannor Akhmad, kebencanaan bukan hanya terjadi pada musim kemarau, tetapi musim hujan pun ada bencana. Mengantisipasi hal itu sedini mungkin, BPBD Kota Banjarbaru meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama masyarakat Kota Banjarbaru.

“Banjir terjadi pada titik-titik tertentu di Banjarbaru, Pemerintah Kota sudah mengantisipasi dengan membuat saluran normalisali pengairan untuk mencegah banjir,” terangnya.

Bencana lainnya seperti angin puting beliung, di Banjarbaru masih sangat jarang terjadi. Tahun 2019 terdapat 3 kejadian dengan skala kecil, mengakibatkan beberapa rumah terkena dampak.

Sedangkan bencana tanah longsor terdapat di Pumpung, Kecamatan Cempaka Banjarbaru. Kultur tanah yang berbeda dari daerah lain menyebabkan saat musim penghujan tanah mudah longsor.

“Kita sudah sering mensosialisasikan kepada masyarakat sana terutama bencana tanah longsor, ini akibat hasil bekas pendulangan intan dan emas. Kita sama-sama menekankan kepada warga. Harapannya masyarakat harus memegang peranan, tanpa laporan masyarakat kita tidak akan bisa mengetahui terjadinya musibah bencanaan itu,” tuturnya.

Menyambut musim penghujan dan antisipasi menghadapi bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, serta gelombang pasang di Kalsel, Kepala BPBD Kalsel Wahyuddin mengatakan, telah menerima instruksi secara langsung dari Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor.

“Mandat dari Pak Gubernur, melaksanakan rapat koordinasi tentang antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana pada musim hujan di masing-masing kabupaten/kota,” ucap dia.

Dengan meningkatkan peran serta semua pihak dari TNI-Polri, Instansi Pemerintah dilingkungan Pemerintah Daerah, organisasi masyarakat terkait kebencanaan, dan elemen terkait yang tinggal di daerah rawan bencana.

Pemerintah Kabupaten Kota pada saat kejadian bencana agar segera menetapkan masa siaga darurat serta tanggap darurat. BPBD dan instansi terkait yang membidangi kebencanaan agar secepatnya merespon dan memberikan pelayanan tanggap darurat ke lokasi bencana dengan memprioritaskan keselamatan jiwa manusia. (nuha)

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan