MARABAHAN, klikkalsel.com – Akibat tuntutan petani plasma kelapa sawit di bawah naungan KUD Jaya Utama bermitra denga perkebunan kelapa sawit PT. ABS, belum ada titik terang, mediasi kembali dilakukan di Aula Bahalap Marabahan, Rabu (7/7/2021).
Mediasi kedua ini dihadiri puluhan petani dengan menggunakan atribut kain kuning dengan dimediasi Tim terpadu penanganan konflik sosial Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Proses mediasi berlangsung dari pagi hingga siang sempat memanas karena pihak KUD Jaya Utama dan PT. ABS, masih belum bisa memenuhi tuntutan petani plasma.
Diketahi sebelumnya mengikuti perkebunan plasma kelapa sawit, petani akan mendapat 30 persen hasil dari kebun mereka namun pada kenyataannya menurun menjadi 20 persen dan pada akhirnya hanya ada 5 persen.
Petani plasma dari Desa Kolam Kanan Kecamatan Wanaraya, Sujarwo, mengatakan dulu sebelum ikut plasma diajak oleh pihak KUD Jaya Utama agar ikut plasma hasilnya lumayan.
“Namun kenyataan lahan plasma miliknya tidak terawat, namun setelah diambil alih bersama petani lainnya ternyata bagus,” kata Sujarwo.
Baca Juga : Petani Plasma Kelapa Sawit di Kabupaten Batola Mengeluh
Baca Juga : Ruang Rawat RSUD Sultan Suriansyah Penuh, Pasien Covid-19 Baru Masuk Terpaksa Dirawat di IGD
Kades Kolam Kanan Endan Sudrajat membenarkan, adanya lahan plasma banyak tidak terawat dan sebagian lahan yang terawat hasilnya bagus, namun hasilnya tidak sesuai dengan jumlah SHU yang diterima petani.
“Tuntukan petani pada pihak KUD Jaya Utama Dan PT. ABS berupa pengembalian lahan petani, lahan dikelola petani sendiri dan sertipikat lahan dikembalikan pada petanti,” jelas Endang Sudrajat.
Sementara itu menejer area perkebunan PT. ABS Haris Prasetyo mengatakan, untuk pengambilan lahan itu harus atas kesepakatan dari pihak perusahaan dengan KUD Jaya Utama.
Sementara untuk sertifikat tidak semudah itu untuk melakukan pengambilan, hal tersebut dikarenakan semua sertipikat plasma kelapa sawit telah dijadikan jaminan di bank.
“Sehinga untuk pengembilan sertipikat harus melalui pelunasan pinjaman dulu,” pungkasnya.(muhammad)
Editor : Amran