Belajar Melalui Internet Berdampak Pada Masyarakat Ekonomi Rendah

Pembelajaran Sistem daring atau jarak jauh secara online. (foto : azka/:klikkalsel)
BANJARMASIN, klikkalsel.com – Social distancing atau physical distancing, saat ini diberlakukan dengan tujuan mengurangi kontak antar manusia untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19).
Imbas dari aturan itu, kegiatan belajar di sekolah pun harus dihentikan untuk sementara. Sehingga sejumlah siswa terpaksa belajar menggunakan fasilitas internet di rumah.
Pengamat Pendidikan, Dr H Kasypul Anwar, yang juga merupakan Dosen perguruan tinggi swasta di Banjarmasin menyampaikan, aturan belajar di rumah juga merujuk pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020, yaitu tentang Pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan.
“Pemerintah daerah memilih untuk “merumahkan” kegiatan pendidikan dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan peserta didik serta guru,” tutur Kasypul Anwar, Senin (20/4/2020).
Baca Juga : Sebelum Diterapkan, Pemko Akan Sosialisasi Terkait PSBB di Banjarmasin
Berkaitan dengan proses belajar di rumah dengan menggunakan fasilitas internet, ia menilai ada dampak multisektor seperti sosial, ekonomi, bahkan pendidikan.
Menurutnya, ini akan menimbulkan polemik baru, karena siswa maupun orang tuannya memerlukan pengetahuan teknologi, ditambah aplikasi yang tak mendukung misal tak memiliki Handphone Android, keterbatasan untuk membeli kuota internet, apalagi jika harus menggunakan laptop.
“Setidaknnya yang tidak terbiasa menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran akan mengalami banyak kesulitan,” sebutnya.
Mantan kepala sekolah disejumlah SMPN di Banjarmasin ini juga menambahkan, perlu disadari, bahwa tingkat pendidikan anak sangat erat kaitannya dengan tingkat perekonomian orangtuanya.
Orangtua yang kondisi ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak, berbeda dengan orangtua yang kondisi ekonominya rendah.
Terlebih lagi, dampak Covid-19 yang dinyatakan WHO (World Health Organization) sebagai pandemi global, langsung berpengaruh pada perekonomian masyarakat kelas bawah yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada upah harian.
“Kebijakan pemerintah dalam social distancing melalui stay at home dan work from home membuat banyak orang kehilangan pendapatannya. Sebab, work from home ini hanya bisa dilakukan oleh segelintiran orang saja, yakni pekerja kantoran,” ucapnya.
“Sedangkan pekerjaan yang bergantung pada aktivitas di luar rumah dan bergantung pada mobilitas orang sudah dapat dipastikan apa yang akan terjadi pada mereka,” katanya.(azka)

Tinggalkan Balasan