Anggota DPRD Kalsel Tolak Duduk di Aspal, Aksi Demo Berujung Ricuh

Suasana unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Kalsel di tengah momen pelantikan Anggota DPRD Kalsel. (foto : rizqon/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Pelantikan 55 anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) diwarnai aksi demonstrasi Aliansi Mahasiswa di Jalan Lambung Mangkurat, Senin (9/9/2019) siang sekitar 13.00 Wita.

Aksi unjuk rasa tersebut, diwarnai kericuhan lantaran salah satu anggota dewan terpancing emosi lantaran menolak duduk di aspal.

Puluhan anggota Aliansi Mahasiswa Kalsel ngeluruk ke jalan dan meminta bertemu wakil rakyat di Rumah Banjar, guna menyampaikan aspirasi.

Beberapa anggota dewan yang baru dilantik tersebut, hadir menghampiri mereka turun ke jalan dengan pengawalan aparat TNI dan Polri.

Diantaranya, Ketua DPRD Kalsel sementara H Supian HK dari Fraksi Partai Golkar dan Lutfi Syaifuddin dari Fraksi Partai Gerindra berbaur dengan para pengunjuk rasa.

Dalam penyampaian aspirasi itu, puluhan mahasiswa duduk di aspal jalan dan meminta wakil rakyat melakukan hal sama.

Namun, wakil rakyat tersebut enggan duduk di aspal untuk menyerap aspirasi pengunjuk rasa. Meski beberapa kali sorakan demonstran meminta Supian HK dan Lutfi Syaifuffin agar duduk.

Pantauan awak media di lapangan, raut wajah Supian HK dan Lutfi Syafuddin pun tampak geram menolak ajakan tersebut.

“Kalian ini menyampaikan aspirasi, atau menyuruh, memerintah kami duduk, saya menanyakan?” cetus Supian HK diwarnai sorakan kecewa demonstran.

Lutfi Syaifuddin saat mengucapkan kalimat intonasi tinggi hingga menyulut kericuhan. (foto : rizqon/klikkalsel)

Mahasiswa pun tetap kekeh meminta wakil rakyat duduk di aspal dan ditolak anggota dewan.

Hingga kericuhan terjadi, dengan aksi saling dorong antara aparat dengan pengunjuk rasa.

Kejadian itu bermula Lutfi Syaifuddin naik pitam dan melontarkan kalimat bernada tinggi meminta kejelasan mahasiswa menyuruhnya duduk.

“Apa bedanya kami duduk di sini, kamu mahasiswa itu beradab,” tegas Lutfi kepada demonstran.

Sementara itu, di tengah aksi saling dorong antara pengunjuk rasa dan aparat, para wakil rakyat pun dievakuasi ke pihak keamanan ke Kantor DPRD Kalsel. Hal ini menuai kekecewaan dari para demonstran terhadap wakil rakyat tersebut.

“Kami cuma minta duduk, mereka menolak. Entah saya tidak tahu apa alasannya,” kata koordinator aksi unjuk rasa, Rudy Wahyudi kepada awak media.

Menurut Rudy maksud permintaan duduk tersebut tidak merendahkan jabatan wakil rakyat. Melainkan hanya untuk mendinginkan suasana dan memudahkan dialog saat penyampaian aspirasi.

Sementara itu, adapun aspirasi yang dikemukakan para Aliansi Mahasiswa tersebut, salah satunya dari PMII Kalsel diantaranya penurunan kenaikan iuran BPJS Kesehatan, penyelesaian permasalahan Pegunungan Meratus, dan meminta wakil rakyat menepati janji-janji politik. (rizqon)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan