Anggaran Operasional Pasar Terapung Piere Tendean Habis, Ibnu Sina: Saya Lebih Suka di Muara Kuin Karena Lebih Asli

Suasana siring pasar terapung piere tendean, (foto dok klikkalsel.com)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Wisata Siring Pasar Terapung Piere Tendean sementara akan di tutup. Itu karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kehabisan anggaran.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Kepala Disbudpar Kota Banjarmasin, Ikhsan Alhaq bahwa pihaknya terpaksa menutup operasionalkannya hingga adanya anggaran.

“Sampai ada dana, di anggaran tahun 2022. Kita lihat saja nanti apakah ada anggarannya,” ucapnya.

Apabila di hitung-hitung operasional pasar terapung piere tendean tersebht satu hari saja, setiap pedagang pasar terapung itu diberikan insentif sebesar Rp 100 ribu sebagai biaya pengganti transport.

Baca juga: Momen Pergantian Tahun Satgas Covid-19 Rekomendasikan Kawasan Siring Ditutup, Disbudpar: Tak Ada Penutupan

Maka sepekan saja Disbudpar mendatangkan misalnya lima puluh pedagang setidaknya memerlukan dana sebesar Rp 10 juta.

Kemudian apabila dalam satu tahun setidaknya biaya sebesar Rp 520 juta yang harus dikeluarkan Disbudpar Banjarmasjn.

“Biasanya, jumlah yang didatangkan bervariatif. Bisa 60 sampai 75 pedagang. Tergantung kesibukan pedagang,” tutur Ikhsan.

Berbeda halnya dengan Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina. Meski saat ini ia mengaku belum mengetahui bahwa Disbudpar kehabisan dana untuk operasional pasar terapung itu di Siring Piere Tendean tersebut.

Namun, ia mengaku lebih ingin menghidupkan pasar terapung yang ada di Muara Kuin itu.

Salah satu upaya yang pernah dilakukan, yakni dengan meletakkan pedagang di Dermaga Pasar Terapung Muara Kuin, di kawasan Dermaga Makam Sultan Suriansyah, beberapa waktu lalu.

“Tiga kelurahan di Kecamatan Banjarmasin Utara sudah bersepakat untuk itu, dan sempat berjalan. Responsnya juga bagus,” ujar Ibnu.

“Namun karena pandemi, pasar terapung di sana pun tak bisa berjalan maksimal dan akhirnya ditutup lagi,” bebernya.

Kedepannya Ibnu menyerahkan teknis sepenuhnya ke Disbudpar. Terlebih saat ini sudah ada UPT Siring yang kini kewenangannya diperluas menjadi UPT Pariwisata.

“Kalau misalnya ada keinginan lagi menghidupkan, saya lebih suka yang di Muara Kuin. Karena itu lebih asli. Dan wisatawan yang datang bisa diarahkan ke sana,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran