Akui Limbah Pengolahan Air Baku Meluber ke Sungai, PDAM Berharap Penyertaan Modal Sebagai Solusi Penanganan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Akibat limbah pengolahan air baku yang mencemari sungai Kuripan dan membuat pendangkalan pada sungai tersebut, PDAM Bandarmasih angkat bicara.

Sebelumnya disampaikan Ketua RT 9 Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Banjarmasin Timur, bahwa sudah sekian lama limbah lumpur sisa pengolahan air baku tersebut mengendap dan membuat sungai berubah warna menjadi kuning.

Bahkan dari 5 tahun terakhir, hanya baru-baru ini pihak PDAM melakukan pengerukan limbah lumpur sisa pengolahan air baku tersebut.

“Sudah selama 5 tahun ini itu tidak pernah lagi dikeruk, tapi kurang lebih satu bulan lalu ada pengerukan, tetapi hanya di wilayah gang 1 dan gang 2 saja, tidak sampai ke depan,” ujarnya, Kamis (22/7/2021).

Sementara itu, di tempat terpisah, Senior Manajer Produksi dan Distribusi, Walino membantah bahwa pihaknya membuang dengan sengaja limbah lumpur sisa bahan baku pengolahan air, itu.

Ia mengatakan, bahwa endapan lumpur itu merupakan limpasan dari penampungan atau instalasi yang tersedia di PDAM Bandarmasih.

“Seiring dengan meningkatnya jumlah produksi, bak penampungnya jadi meluber. Penampungan itu sudah dua kali dibenahi. Tapi belum mampu menangani luberan,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan Humas PDAM Bandarmasih, M Nor Wakhid, bahwa sebenarnya tidak ada permasalahan pada sisa limbah lumpur itu. Pasalnya, di PDAM Bandarmasih sendiri sudah ada instalasi pengolah untuk lumpur atau sisa air buangan.

“Seperti yang dikatakan tadi. Kalau kami turunkan jumlah produksi air bersih, yang teriak masyarakat juga. Sementara bila dinaikkan, luberan akan terjadi,” tekannya.

Baca Juga : Limbah Sisa Pengolahan Air Baku PDAM Cemari Sungai Kuripan

Selain itu, Wakhid juga membantah bahwa PDAM tidak membersihkan limbah lumpur sisa pengolahan air limbah tersebut, seperti yang ditudingkan warga sekitaran sungai Kuripan tersebut.

“Dalam lima tahun tak ada tindakan rasanya kurang tepat. Karena di tahun ini saja di bulan Juli ada pengerukan. Nanti, di bulan Desember juga kembali dilakukan. Lumpur itu juga tidak bau. Yang membuat bau karena ada sampah-sampah di sungai,” tuturnya.

Guna menanggulangi permasalahan tersebut, ia mengatakan bahwa PDAM Bandarmasih berencana untuk menambah alat decanter.

Namun pihaknya masih berharap adanya penyertaan modal. Yang dananya, bisa dipakai untuk pengadaan atau pembangunan teknologi pembersihan limbah lumpur itu.

“Teknologinya ada, cuma dananya yang tidak ada. Kalau tahun ini ada biayanya, maka kami bisa menambah lagi instalasi atau alat decanter sehingga mengurangi luberan dan terbuang ke sungai,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Amran