Ada Ratusan Relawan Muda Di Balik Suksesnya Penyelenggaraan Tabalong Ethnic Festival 2019

Ekspresi gembira para relawan muda usai sukses ikut serta menyelenggerakan Tabalong Ethnic Festival ke-VIII 2019. (foto : arif/klikkalsel)

TANJUNG, klikkalsel – Penyelenggaraan Tabalong Ethnic Festival ke-VIII tahun 2019 dinilai sukses. Seluruh rangkaian acara yang mulai sejak 19 hingga 25 Agustus 2019 itu dianggap mampu memukau dan menyajikan tampilan yang menakjubkan bagi siapa saja yang menontonya.

Bahkan Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani dalam sambutannya saat menutup gelaran Tabong Ethnic Festival ke-VIII tahun 2019 di Tanjung Expo Center, Mabuun, Minggu (25/8/2019) mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, sehingga orang nomor satu di Tabalong itu yakin pelaksanaan Tabalong Ethnic Festival ke depannya mampu menjadi festival berkelas dunia.

Namun tidak banyak orang yang tahu, dibalik kemeriahan Tabalong Ethinc Festival ke-VIII tahun 2019, ada ratusan anak muda yang dengan sukarela bekerja keras siang dan malam demi mensukseskan even yang menjadi brand lokal Kabupaten Tabalong itu.

Para anak muda itu rela tidak dibayar serupiah pun dan tidak pernah menuntut sejumlah materi. Meski tenaga, waktu dan pemikiran mereka harus digunakan secara ekstra.

Ketua Pelaksana Tabalong Ethnic Festival ke-VIII tahun 2019, Hadriannor menyebutkan, penyelengaraan Tabalong Ethnic Festival ini, melibatkan 200 relawan yang didominasi anak muda yang memiliki kontribusi untuk melestarikan seni dan budaya.

Untuk itu, diharapkan di masa yang akan datang mereka mampu menciptakan even-even atau membuat karya-karya yang akan berkontribusi besar dalam upaya pelestarian seni dan budaya. “Serta mendukung salah satu penggerak ekonomi masa depan kita, yaitu bidang pariwisata,” ujar pria yang sehari-harinya akrab disapa Neo itu.

Neo mengatakan, pihaknya sendiri sebenarnya sempat dilematis melibatkan anak muda. Di satu sisi keberadaan relawan dinilai mampu mengefisienkan penggunaan dana, khususnya untuk SDM penyelenggaraan, namun juga bisa jadi dianggap sebagai pemanfaatan SDM.

“Namun kami lebih memandangnya dari sisi lain, sejak awal pelibatan relawan kami rancang sebagai upaya menumbuhkan kecintaan kepada seni dan budaya lokal di kalangan anak muda,” terangnya.

Ditambahkannya, di balik itu semua satu hal yang pasti, keberadaan relawan adalah sesuatu yang paling membanggakan bagi Kabupaten Tabalong.

Karena hingga saat ini, melibatkan anak-anak muda sebagai relawan penyelenggara program belum pernah berhasil diadopsi oleh even serupa di seluruh wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).

Sementara, Ahmad Husni Lathif, salah seorang relawan mengatakan, niat awalnya bergabung karena ingin belajar budaya yang ada di kabupaten Tabalong dan ikut serta secara langsung dalam melestarikannya.

“Menjadi relawan TEF saya banyak belajar tentang budaya maupun cara mengkoordinasi sebuah tim,” ucap anak muda yang saat ini tengah berkuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat .

Hal senada juga disampaikan Norviana, gadis belia yang masih masih mengenyam pendidikan di SMKN 1 Murung itu mengatakan, dirinya bergabung dengan relawan guna menjalin silahturahmi dengan teman-teman baru dan para pengurus di Perkumpulan Putra Putri Saraba Kawa (Pusaka).

Menurutnya ada kebanggan tersendiri dapat menjadi bagian dari pelaksanaan Tabalong Ethnic Festival ke-VIII 2019.

“Semoga kita semua tetap selalu kompak dalam menjalan kan tugas atau pun yg lainnya,” ucapnya. (arif)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan