BANJARMASIN, klikkalsel.com – Istilah Arba Mustamir mungkin bukan sesuatu yang asing bagi sebagian masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya Kota Banjarmasin..
Dimana diketahui, Arba Mustamir merupakan hari Rabu terakhir dalam bulan safar yang diartikan sebagai bulan yang penuh musibah atau bala (malapetaka).
Ustadz Muhammad Maulana Al Kelayani menjelaskan, pada tahun 2023 ini, hari Arba Mustamir jatuh pada, Rabu (13/9/2023) besok dan Bulan Safar itu sama dengan bulan lainnya.
“Bukan bulan bala atau bulan yang penuh musibah dan lain-lainnya,” jelasnya, Selasa (12/9/2023).
Menurut Ustadz Maulana Al Kelayani, sebagian ulama ahli ma’rifat dari golongan ahli mukasyafah (sebutan ulama sufi tingkat tinggi) dalam kitab “Kanzun Najah Wassurur” karya Syekh Abdul Hamid Al Qudsy guru besar Masjid Makkah Al Mukarromah, menerangkan bahwa Setiap tahun Allah menurunkan bala ke dunia sebanyak 320.000 macam bala untuk satu tahun.
Baca Juga Ustadz Muhammad Maulana Al-Kelayani : Sambut Bulan Ramadan dengan Kegembiraan
Baca Juga Manfaat Shalat Dhuha dan Shalat Berjamaah Menurut Ustadz Muhammad Maulana Al-Kelayani
“Tepatnya bala itu turun pada Rabu terakhir dari bulan Safar atau yang terkenal dengan sebutan ‘Rebo Wekasan’ untuk satu tahun ke depan,” ungkapnya.
Karena itu, ada beberapa amalan yang dianjurkan dibaca pada Rabu terakhir bulan Safar yang diantaranya melakukan Shalat Sunnah Hajat.
“Sholat dilaksanakan empat rakaat, baik dengan dua tahiyat satu salam, dengan niat, usholli sunnatal hajati arba’a raka’atin lillahita’ala atau dua tahiyat dua salam, dengan niat, usholli sunnatal haajati rak’ataini lillahi ta’ala. Setelah membaca Al-Fatihah,” jelasnya.
Kemudian, kata Ustadz membaca Surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali, Surat Al-Ikhlas 5 kali, Surat Al-Falaq 1 kali dan Surat An-Nas 1 kali.
“Hal ini dilakukan tiap rakaat. Artinya tiap rakaat membaca semua surat tersebut,” tuturnya.
“Setelah itu membaca Surat Yasin, sampai pada ayat ‘Salâmun Qoulan Min Robbil Rohim’ sebanyak 313 kali, lalu dilanjutkan ayat setelahnya sampai selesai. Kemudian membaca doa,” sambungnya.
Juga ada dengan meminum air Salamun yang dibuat dengan cara air yang dimasuki tulisan ayat salamah untuk diminum agar terhindar dari bala turun dalam masa setahun.
“Ayat-ayat tersebut ditulis pada kertas putih kemudian dicelupkan ke air dan diminum dengan niat Tabarruk ( mengharapkan berkah ) dan hati tetap meminta kepada Allah. Sebagaimana riwayat KH. M. Sya’roni Ahmadi pada saat ngaji tafsir jum’at fajar (11/11/2016),” jelasnya.
Juga disebutkan dalam catatan kaki bab qunut nazilah halaman 67 kitab Nihayatuz Zain karya Syeikh Nawawi Aljawi Albantani yang merupakan penjelasan dari kitab matan Fiqih Qurrotul Ain cetakan Alawiyah Semarang.
“Barang siapa yang menulis ayat salamah tujuh yaitu tujuh ayat Alquran yang diawali dengan lafal Salaamun, kemudian tulisan tersebut dilebur atau direndam dengan air, maka barangsiapa yang meminum air tersebut akan diselamatkan dari bala yang diturunkan,” imbuhnya.
Adapun bentuk amalan Arba Mustamir yang lainya seperti berdoa dengan doa-doa khusus, pembacaan surah yasin dan mandi.
“Selamatan,sedekah, silaturahmi, dan berbuat baik kepada sesama,” pungkasnya. (airlangga)
Editor: Abadi