BARABAI, klikkalsel.com – Fenomena kekurangan siswa mewarnai 96 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) baik di wilayah perkotaan hingga pedesaan setempat.
Merujuk pada Permendikbud Nomor 6 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), mensyaratkan satuan pendidikan atau sekolah memiliki jumlah peserta didik paling sedikit 60 orang selama tiga tahun terakhir. Sehingga, sebanyak 96 SD tersebut terancam ditutup karena kekurangan siswa.
Plt Kepala Dinas Pendidikan HST H Muhammad Anhar mengungkapkan, terkait peristiwa tersebut, pihaknya sedang melakukan tahap kajian.
“Kami lagi tahap kajian, kena akan dikabari lagi hasilnya. Dalam minggu ini akan diselesaikan,” ungkapnya kepada klikkalsel.com, Senin (7/3/2022) di Barabai.
Ia melanjutkan, pihaknya masih meminta data ke Dukcapil HST menelusuri terkait dugaan terjadi penurunan data jumlah anak usia sekolah, sehingga sekolah-sekolah tertentu itu kekurangan murid.
“Kami juga sedang meminta data ke Dinas Dukcapil HST, apakah kemudian usia sekolah itu menurun, dan program KB itu berhasil, makanya kita kaji,” bebernya.
Kemudian, ia membeberkan penutupan sekolah itu tidak serta-merta dilihat kekurangan siswa dibawah 60 itu langsung ditutup. Akan tetapi, adapula beberapa kewajiban standar pelayanan minimal pendidikan, seperti halnya di daerah pelosok HST.
“Contohnya di Desa Datar Ajab itu cuma 30 siswa. Itu tidak bisa ditutup, karena disana harus ada sekolah berapapun siswanya. Penduduk disana memang tidak banyak anaknya,” tambahnya.
Baca Juga : 7 Kabupaten/Kota di Kalsel Dilanda Hujan, Diprediksi Hingga 21.00 WITA
Baca Juga : Seniman HST Ini Terpanggil Konservasi Sejumlah Lukisan di Museum Lambung Mangkurat
Berbeda halnya dengan di kota. Menurut Anhar sekolah yang di kota ini yang harus dievaluasi. Terlebih, satu sisi ada aturan jika kurang dari 2 kilometer berdekatan dengan sekolah yang lainnya itu bisa ditutup.
“Jadi penutupan ini, kami tidak mau sporadis langsung tutup, tanpa aset sekolah itu langsung dimanfaatkan,” tambahnya.
Ia tidak memungkiri, saat ini warga cenderung menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta dibandingkan dengan negeri. Untuk itu, pihaknya pun juga melakukan kajian guna menyikapinya. Serta, di 2022 ini fokus penanganan SD yang ada di daerah perkotaan Barabai
“Yang jelas pertimbangan untuk penutupan sekolah itu bukan hanya jumlah siswa semata. Kalaupun ditutup siswanya dikemanakan, gurunya bagaimana disebar, dan yang paling penting asetnya tidak boleh terbengkalai jangan kosong itu yang perlu dipikirkan,” imbuhnya.