3 persen Penderita TB di Banjarmasin Tahun 2022 Meninggal Dunia

Ilustrasi Tuberkulosis

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Tiga ribu lebih penderita Tuberkulosis (TB) sejak tahun 2020 telah diberikan treatment, guna penyembuhan penyakit bakteri menular yang serius terhadap paru-paru ini.

Hal ini pun menjadi perhatian khusus bagi Pemko Banjarmasin, guna melakukan pencegahan terhadap penyakit menular ini.

Disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Seluruh Indonesia (PDPI) Cabang Kalsel, dr. Isa Ansori, bahwa saat ini Indonesia berada diperingkat kedua TB di Dunia.

Kewaspadaan terhadap risiko penularan ini pun menjadi sangat penting dilakukan, guna memutus penyebaran penyakit ini.

“Kita dapat menghentikan penyebaran penyakit ini dengan cara terus bersama peduli terhadap TB dari resiko penularan, hingga pengobatan mencegah kematian,” ujarnya, Senin (20/3/2023).

Untuk itu ia bersama jajaran PDPI Kalsel bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, mengadakan workshop dalam rangka hari Tuberkulosis sedunia.

Workshop itu juga dilakukan sebagai salah satu upaya sosialisasi tentang pentingnya pencegahan penyakit TB.

“Ayo bersama akhiri tuberkulosis, Indonesia bisa,” terangnya.

Baca Juga : Pengendalian Penyakit Menular TB dan HIV, Lapas Tanjung dan Dinkes Tabalong Teken MoU

Baca Juga : Efektifkan Proses Penyembuhan, Sekolah Liburkan Siswa Terpapar Penyakit Scabies

Sementara itu, Sekretaris Dinkes Kota Banjarmasin, dr Dwi Atmi Susilastuti mengakui jika ada peningkatan terduga TB setiap tahunnya.

“Jumlahnya terduga TB tadi tahun 2020 yang terduga yakni 5.413, terduga tahun 2021 yakni 8.515 terduga TB dan tahun 2022 yakni 12.477 terduga TB,” bebernya.

Menurutnya, pihaknya memang harus mencari terduga TB sebanyak-banyaknya agar bisa mengendalikan penyakit tersebut.

“Jangan sampai ada yang tersembunyi ternyata menularkan,” jelasnya.

Sedangkan untuk penyembuhan atau treatment orang terjangkit TB kata Atmi, untuk tahun 2020 yakni sebanyak 730 diobati. Tahun 2021 sebanyak 912 dan tahun 2022 yakni sebesar 1959 orang.

“Jadi sebenarnya prestasinya itu menemukan sebanyak banyaknya. Bukan berarti naik itu jelek,” tuturnya.

“Sedangkan angka kematian penyakit TB dari treatment di Banjarmasin sebesar 3 persen dari angka 1959 pada tahun 2022 ini,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran