15 Anggota Mapala Uniska ‘Gauli’ si Balu Desa Nateh

Pemanjatan tim Mapala Uniska Banjarmasin di tebing Bukit Balu Desa Nateh. (foto : Mapala Uniska Banjarmasin)

BANJARMASIN, klikkalsel – Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Uniska Banjarmasin menggelar ekspedisi atap desa Nateh Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Kegiatan itu digelar selama 4 hari, dengan maksud menggali potensi alam yang dapat dijadikan ekowisata baru, salah satunya tebing Bukit Balu.

Sebanyak 15 anggota Mapala Uniska Banjarmasin ambil bagian dalam ekspedisi atap Nateh tersebut, sejak 28 Januari hingga 1 Februari 2019.

Panorama alam tebing Bukit Balu menjadi daya tarik tersendiri, untuk di eksplorasi lebih dalam. Dan menjadi wahana atau spot ekowisata olahraga memacu adrenalin. Meski di desa Nateh tersendiri sudah ada wisata arung jeram selama satu tahun terakhir.

Tebing Bukit Balu itu rupanya telah cukup lama dijadikan wadah berkegiatan para pecinta alam di Kalsel.

Guna mempromosikan desa Nateh yang kaya akan ekowisata nya, Mapala Uniska mencoba mensosialisasikan dengan aparat desa setempat agar mengelola tebing tersebut dengan konsep dapat dinikmati kalangan umum.

“Bisa kita contoh daerah ekowisata di Bandung Jawa Barat, tebing alamnya bisa dipanjat kalangan umum dengan sistem Via Ferrata. Yaitu, jalur besi dipasang untuk meniti ketinggian tebing,” ucap koordinator pendidikan dan pengembangan Mapala Uniska Said Syahdi kepada klikkalsel.com, Sabtu (2/2/2019).

Motede Via Farreta, atau memanjat tebing alam dengan meniti besi. (Foto : Net)

Metode Via Ferrata atau meniti ketinggian tebing melalui jalur besi tersebut. Perlu pemahaman bersama antar pengelola desa setempat, pemerintah dan tim ahli untuk merealisasikan ekowisata baru di desa Nateh. Sebab kegiatan memanjat tebing termasuk kategori ekstrim atau cukup membahayakan bagi kalangan umum.

“Kami sempat mengukur dari atas Bukit Balu ketinggiannya sekitar 174 mdpl, kalau untuk tebing ketinggiannya sekitar puluhan meter. Akses ke Bukit Balu cukup terbuka, kita sarankan aparat desa di sana agar melakukan pendataan kepada setiap pengunjung,” ujarnya.

Untuk diketahui bagi muda mudi yang senang berpetualang mengisi waktu di akhir pekan. Mungkin wisata Desa Atap Nateh bisa menjadi referensi.

Lokasinya dari Banjarmasin dengan jarak tempuh waktu sekitar 5 jam. Sebagai catatan, jika memang Desa Nateh menjadi pilihan berwisata anda agar lebih baiknya perlu didampingi oleh warga setempat yang lebih mengenal medan menuju paronama alam disana, guna keselamatan saat berkegiatan. (tari)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan