MARABAHAN, klikkalsel.com – Bidang Humas Polda Kalsel melakukan penanaman di pohon mangrove jenis rambai di kawasan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Jumat (13/10/2023k). Penanaman ini menargetkan sebanyak 1.850 pohon mangrove ditanam sebagai bentuk atensi terhadap kelestarian lingkungan di momen HUT Humas Polri ke-72.
Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Mochamad Rifa’i mengatakan, kegiatan penanaman dilakukan dalam rangka HUT ke-72 Humas Polri, yang mana hari jadinya jatuh pada 1 Oktober yang lalu.
Dipilihnya pohon mangrove dalam rangkaian kegiatan HUT Humas Polri ke-72, kata Kombes Pol Mochamad Rifa’i guna menjaga ekosistem lahan basah di Pulau Curiak yang merupakan kawasan konservasi Bekantan, hewan endemik Kalimantan.
“Polda Kalsel bersama 13 Polres/Polresta, menanam sebanyak 1.850 pohon, dibantu Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel), Yayasan Sahabat Bekantan dan Polres Batola,” tuturnya.
Aksi nyata kepedulian terhadap kelestarian juga dilaksanakan jajaran Polri se-Indonesia dengan melakukan penanaman pohon. Di antaranya di Taman Wisata Muara Angke, Jakarta Utara yang dipimpin langsung oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho dengan total 250.000 pohon, ditambah pelepasan bibit ikan.
Baca Juga Dinas Kelautan Perikanan Kalsel Prioritaskan Perbaikan Hutan Mangrove
Baca Juga Peduli Lingkungan Hidup, Bank Kalsel Bantu 3500 Bibit Mangrove ke DLH Kalsel
“Gerakan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi menjaga lingkungan. Hal itu sebagaimana harapan Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo yang diutarakan berkali-kali, bahkan dalam KTT AIS Forum 2023,” tandas Kabid Humas.
Founder Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia, Dr Amalia Rezeki mengapresiasi kolaborasi antara kepolisian dan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan. Menurutnya kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain agar turut berpartisipasi kedepannya.
“Penanaman mangrove sendiri memang menjadi isu global dalam upaya mitigasi perubahan iklim, dan upaya menyelamatkan bekantan yang merupakan maskot kebanggaan masyarakat Kalsel,” ucapnya.
Akademisi Universitas Lambung Mangkurat ini, berharap sinergi antara pihak terus terjalin guna menjaga populasi bekantan di Kalsel yang setiap tahun mengalami peningkatan jumlah. Dia mengungkapkan, di Pulau Curiak awalnya pada tahun 2016 cuma 14 individu, sekarang sudah 42 individu Bekanti,
“Mudah-mudahan populasinya terus meningkat, karena bekantan merupakan spesies kunci yang menjaga keseimbangan ekosistem lahan basah, tentu ini juga mendukung peningkatan kualitas lingkungan bagi masyarakat. Selamatkan Bekantan, selamatkan peradaban manusia,” pungkasnya. (rizqon)
Editor: Abadi