Religi  

Wukuf di Arafah Jadi Momentum Sakral Jemaah Haji

Wukuf di padanga arafah, untuk tahun ini akan berlangsung tanggal 5 Juni 2025

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kaum muslimin dari seluruh dunia saat ini tengah melaksanakan ibadah haji. Di antara rangkaian ibadah yang dilakukan, terdapat sejumlah rukun yang wajib dilaksanakan demi kesempurnaan ibadah haji.

Salah satu rukun haji yang paling utama adalah wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah, dari setelah matahari tergelincir hingga terbit fajar 10 Dzulhijjah. Wukuf merupakan syarat sahnya ibadah haji. Jika tidak dilakukan, maka ibadah haji dianggap tidak sah.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Selatan, Muhammad Tambrin, menegaskan, wukuf di Arafah adalah rukun yang tidak boleh ditinggalkan oleh jemaah haji dari seluruh dunia.

“Wukuf adalah salah satu rukun haji yang paling utama, yaitu berdiam diri di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah sejak tergelincir matahari (waktu Zuhur) hingga terbit fajar 10 Dzulhijjah,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

Tambrin menambahkan, wukuf Arafah tahun ini akan dilaksanakan pada 5 Juni 2025. Mengingat cuaca di Arab Saudi yang cukup panas, ia mengimbau para jemaah untuk menjaga kesehatan dan menghindari aktivitas yang tidak perlu. “Bagi jemaah, hendaknya menjaga kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji,” pesannya.

Sementara itu, Musytasyar Diny PPIH Arab Saudi, KH Abdul Moqsith Ghazali, juga menegaskan pentingnya wukuf di Arafah.

Ia mengatakan, seluruh jemaah haji wajib dibawa ke Arafah selama masih memungkinkan, bahkan jika dalam keadaan sakit atau harus berbaring. “Selama masih bisa dibawa, jemaah harus wukuf di Arafah, meski dalam keadaan tidak bisa duduk,” jelasnya.

Baca Juga Gubernur Sampaikan Arah Pembangunan 2025–2029 dan Pengelolaan Tambang di Paripurna DPRD

Baca Juga Sambangi 16 Desa di Tabalong, Ketua DPRD Kalsel Serap Aspirasi Warga Penyangga IKN 

Bagi jemaah yang uzur, wukuf dapat dilakukan melalui skema safari wukuf, baik yang diselenggarakan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena alasan medis, maupun safari wukuf khusus bagi lansia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pelaksanaan wukuf di Arafah.

KH Moqsith menjelaskan, Arafah memiliki makna istimewa dalam sejarah dan spiritualitas Islam. Dalam Al-Qur’an, Arafah disebut dengan istilah ‘Arafat’, yang memiliki berbagai makna. Salah satunya adalah tempat pertemuan kembali Nabi Adam dan Siti Hawa setelah terpisah selama ratusan tahun. Selain itu, Arafah juga merupakan tempat Malaikat Jibril memperkenalkan manasik haji kepada Nabi Ibrahim.

Lebih lanjut, KH Moqsith menekankan, wukuf adalah ibadah fi’li (berupa tindakan), bukan qauli (berupa ucapan) seperti salat. Dalam wukuf, jemaah cukup duduk, berdzikir, dan berdoa kepada Allah SWT. Tidak ada bacaan wajib yang ditentukan. “Wukuf adalah ibadah yang pasif. Cukup duduk, berdoa, dan memohon kepada Allah,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan, Arafah bukan termasuk wilayah Makkah, berbeda dengan Muzdalifah dan Mina. Namun Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik doa adalah doa di Arafah.”

Oleh karena itu, jemaah diimbau untuk memperbanyak doa dan memanjatkan permohonan terbaik kepada Allah.

KH Moqsith menegaskan, selama di Arafah, jemaah hendaknya menjaga akhlak. Ia melarang keras mencaci maki, melaknat, atau melakukan transaksi jual beli.

“Berdoalah yang baik untuk orang lain. Jangan mencaci, jangan melaknat. Bahkan Nabi melarang mencaci ayam karena ia membangunkan kita di waktu Subuh, apalagi mencaci sesama manusia,” pungkasnya. (azka)

Editor : Akhmad