Religi  

Ustadz Mohammad Mobarak, Haul Datu Kelampayan Momentum Pertemuan Para Zuriat dan Muhibbin

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dalam waktu dekat ini ribuan masyarakat Kalimantan Selatan bahkan dari luar pulau diprediksi akan berbondong-bondong menghadiri acara Haul Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Kelampayan) ke-218, pada Senin (15/4/2024) mendatang.

Haul ke 218 ulama besar Kalimantan Selatan tersebut secara umum dilaksanakan setiap tahunya di Masjid Tuhfaturraghibin Desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar.

Disampaikan Ustadz Mohammad Mobarak yang juga zuriat Datu Kelampayan, Pelaksanaan haul tersebut dilaksanakan untuk para alim ulama, zuriat, habaib dan masyarakat hadir bersilaturahmi.

“Kegiatan haul tahunan datu kita, Datu Kelampayan ini adalah juga dalam rangka pertemuan para zuriat dan muhibbin baik di Kalimantan Selatan maupun di luar daerah,” kata Ustadz Mohamad Mobarak.

Baca Juga : 1.401 Warga Binaan Lapas Narkotika Karang Intan Terima Remisi Idul Fitri 1445 H

Baca Juga : Keutamaan Shalat Jumat dan Hukum Meninggalkannya

Menurutnya, acara ini adalah kesempatan untuk mereka yaitu zuriat Datu Kelampayan dan muhibbin saling mengenal satu dengan yang lainya.

Sebab, nanti dengan dibacakannya manaqib Datu Kelampayan tentang kehidupannya adalah juga dalam rangka untuk mengambil iktibar atau pelajaran baik dari kehidupan ulama besar Kalimantan Selatan tersebut.

“Seperti bagaimana tentang kebijaksanaan Datu Kelampayan dalam kehidupan masyarakat Banjar,” ujarnya

Dengan hadir ke acara haul, juga sebagai upaya mengangkat kearifan lokal masyarakat Banjar dan cara dakwah Datu Kelampayan menyebarkan agama Islam di Bumi Lambung Mangkurat.

Serta mengetahui, Datu Kelampayan yang mencontohkan tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan, kreativitas dan apapun mengenai kebaikan.

Khususnya dalam dunia dakwah dan kehidupan sehari hari yang kemudian hal itu juga tertuang dalam pelajaran baik dari ilmu tasawufnya maupun fiqih.

“Hal ini tentunya menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk belajar terus dari peninggalan peninggalannya atau hikmah yang ditinggalkan Datu Kelampayan,” imbuhnya.

Misalnya dalam pelajaran fiqih di kitab sabilal muhtadin yang dirasa harus dilestarikan terus sebagai pedoman selain dari pada al-quran dan sunnah.

“Tentunya dalam menjalankan kehidupan sehari hari yang berskesuaian dengan nilai nilai syari,” pungkasnya.(restu)

Editor : Amran